Ketua Umum Bamus Betawi 1982:
“Kalau ada yang bilang Betawi bukan suku, hanya baru sebatas etnis, itu same aje kalo nanya, apa ini kopi item?, jawabannya bukan, ini black coffe, ha ha ha.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Suku Betawi telah ada di Jakarta sejak ribuan tahun lalu, dan telah mewarisi bahasa, budaya dan adat istiadat yang asal usulnya berakar serta bersumber dari nenek moyang.
Demikian disampaikan Ketua Umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi 1982, H. Zainuddin atau yang akrab disapa Haji Oding.
“Etnis atau suku adalah satu kesatuan kelompok masyarakat berdasarkan kesatuan bahasa, budaya dan asal usul,” kata Haji Oding, dalam keterangan pers yang diterima Sudutpandang.id, Selasa (29/6/2021).
Menurut pria kelahiran Jakarta 63 tahun lalu itu, sampai saat ini warisan tersebut masih terpelihara dengan baik dan hidup berkembang di tanah Betawi dan menempati urutan ke-5 di Indonesia.
“Dalam bahasa Inggris tertulis etnic yang artinya dalam bahasa Indonesia etnis atau suku,” terang mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini.
“Kalau ada yang bilang Betawi bukan suku, hanya baru sebatas etnis, itu same aje kalo nanya, apa ini kopi item?, jawabannya bukan, ini black coffe, ha ha ha,” canda Haji Oding.
Ormas Betawi
Ia menegaskan, agar tidak membuat kesalahan fatal tentang pemahaman tersebut, maka perlu pembenahan Ormas Betawi.
“Ormas Betawi agar dipimpin oleh orang Betawi asli, dalam konteks menjaga kemurnian tatanan bahasa, budaya dan adat istiadat Betawi,” ujar tokoh Betawi yang memiliki segudang pengalaman berorganisasi ini.
“Jangan ngaku orang Betawi dah, kalau kagak paham asal usul budayanye,” sambung Haji Oding.
Pada kesempatan itu, Haji Oding kembali berpesan untuk masyarakat Betawi agar selalu kompak bersatu dengan mengedepankan silaturahmi.
“Ke Manggarai membeli kawat, kawat dibeli iket jerami. Kalo Betawi mao tetep kuat, jangan sekali-kali ninggalin silaturahmi,” pesan Haji Oding yang dikenal piawai berpantun.(rkm)