Hemmen

Lindungi Burung Kacamata Wangi-Wangi, TSI-BTN Wakatobi Kampanye Konservasi

Komisaris TSI, Tony Sumampau (tiga dari kiri) saat menghadiri kampanye gerakan perlindungan dan cinta satwa burung kacamata wangi-wangi di Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Rabu (20/7/2023) bersama Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi, Sultra. FOTO:dok.Ant

BOGOR, JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Guna melindungi burung kacamata wangi-wangi dari ancaman kepunahan, lembaga konservasi satwa liar “ex-situ” (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia (TSI) bersama Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengampanyekan program konservasi.

“Sosialisasi Program Konservasi burung kacamata wangi-wangi ini bertujuan untuk menguatkan keterlibatan para pihak dalam program konservasi melalui kegiatan kolaborasi konservasi,” kata
Komisaris TSI, Tony Sumampau di Bogor, Jawa Barat, Senin (24/5/2023).

Kemenkumham Bali

Ia menyebutkan bahwa burung kacamata wangi-wangi atau zosterops paruh besar memang merupakan satwa yang kurang dikenal masyarakat umum di Indonesia.

Karena itu, kata dia, dilakukan kampanye, salah satunya melalui sosialisasi Program Konservasi Kacamata Wangi-wangi di Hotel Wisata, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Rabu (20/7).

Ia mengatakan burung kacamata wangi-wangi sebagai spesies endemik Pulau Wangi-wangi membutuhkan perhatian bersama secepatnya.

BACA JUGA  Tahan Godaan Maju Pilpres, Firli Ingin Fokus Mengabdi di KPK

Sosialisasi tersebut, dihadiri sebanyak 61 tamu undangan yang berasal dari berbagai dinas atau instansi pemerintah di Kabupaten Wakatobi, akademisi, kepala desa dan lurah serta tokoh masyarakat.

Menurut Tony Sumampau — yang juga Koordinator Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (FOKSI) itu — burung yang baru dideskripsikan sebagai spesies baru dan endemik di Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 ini rentan terhadap kepunahan di alam bila tidak ada tindakan pelestarian sesegera mungkin yang dilakukan secara kolektif.

“Kami di TSI telah memulai Program Konservasi Kacamata Wangi-wangi sejak 2019 dengan membangun kompleks penangkaran di Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA),” katanya.

Ia menyebutkan total burung yang dihasilkan dari penangkaran tersebut hingga saat ini mencapai 26 ekor.

“Dibutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak di Pulau Wangi-wangi menjadi kunci utama keberhasilan pelepasliaran nanti,” katanya.

BACA JUGA  ABK Terkena Roda Gila Kapal di Wakatobi Dievakuasi Basarnas

Ia mengatakan sejak tahun 2022, TSI bersama BTN Wakatobi melakukan berbagai Program Konservasi Kacamata Wangi-wangi di Pulau Wangi-wangi.

Pihaknya berharap kolaborasi ini mampu mendorong peningkatan populasi kacamata wangi-wangi di habitat alaminya mengingat statusnya endemik yang rentan terhadap kepunahan.

“Diharapkan juga menjadi fauna identitas (ikon satwa) yang baru bagi Kabupaten Wakatobi,” kata Tony Sumampau.

Sementara, Kepala BTN Wakatobi, Darman mengatakan kerja sama yang dilakukan dengan TSI merupakan wujud dukungan pihaknya terhadap Program Konservasi Kacamata Wangi-wangi.

Kemudian, kata dia, program ini menjadi upaya Balai Taman Nasional Wakatobi untuk melakukan pelestarian satwa liar di kawasan darat, selain pelestarian biota bawah laut yang telah dilakukan.

“Burung yang hanya ada di Pulau Wangi-wangi ini sangat berperan dalam membantu mengendalikan populasi ulat-ulat yang merugikan tanaman petani lokal. Hal ini karena burung ini juga memakan ulat-ulat,” kata Darman.

BACA JUGA  Sungai Cibala Meluap, Banjir 1 Meter Rendam Ratusan Rumah di Cianjur

Bupati Wakatobi, Haliana menyambut baik rencana pelestarian burung kacamata wangi-wangi dan mengajak seluruh peserta sosialisasi untuk terlibat dalam kepedulian bersama dengan mengkampanyekan Program Konservasi Kacamata Wangi-wangi lebih luas.

“Mari kita beri kesadaran kepada masyarakat kita untuk bisa menyadari begitu pentingnya satu ekor kacamata wangi-wangi untuk menjaga ekosistem dan tentu menjadi daya tarik kita sebagai daerah wisata,” katanya. (02/Ant)