DENPASAR-BALI, SUDUTPANDANG.ID – Tiga orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali dari Lebanon akhirnya bisa pulang ke Tanah Air setelah difasilitasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) ESDM Bali, Ida Bagus Setiawan dalam keterangan yang dikutip di Denpasar, Rabu (9/10/2024) menjelaskan bahwa sesuai jadwal PMI tersebut tiba di Bali pada Selasa (8/10) sore.
Ia menyatakan tiga orang PMI itu berasal dari Buleleng dua orang, dan Gianyar satu orang.
Dari informasi yang sudah diterima pemerintah daerah, ketiganya berada dalam kondisi sehat dan mau untuk dievakuasi.
“Dari kedutaan itu diserahkan ke Pemprov Bali, jadi kemarin sore sudah difasilitasi oleh Badan Penghubung Pemprov Bali di Cikini, kemudian hari ini difasilitasi oleh pemprov untuk bisa tiba estimasi jam 15.00 sore,” katanya.
Ia menjelaskan nantinya ketiga PMI yang bekerja di kawasan yang sedang berkonflik itu akan dijemput Satgas PMI di Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk kemudian diserahkan ke pemerintah kabupaten (pemkab) masing-masing.
Namun sebelum itu, kata dia, mereka akan didata untuk melihat potensi keberadaan Warga Negara Indonesia (WNI), khususnya warga Bali lainnya, yang masih berada di sana.
Dari laporan yang ia terima, ketiga PMI tersebut bekerja sebagai terapis di Lebanon dan akibat serangan Israel ke Lebanon sejak 16 September 2024 lalu mereka memutuskan kembali ke Tanah Air.
“Mau tidak mau mitigasi supaya tidak terdampak ya, jadi untuk keamanan, kalau membaca di berita ada yang masih bertahan karena mungkin menganggap tidak terdampak, tapi ini kan pertimbangan mitigasi dari kementerian sebaiknya dievakuasi,” katanya.
Dari data yang nanti dikumpulkan didukung informasi lanjutan dari kedutaan, Pemprov Bali akan menelusuri jumlah PMI yang ada di kawasan Timur Tengah, khususnya Lebanon.
“Kalau ke arah Timur Tengah mestinya tidak begitu banyak (PMI Bali) apalagi daerah potensi konflik. Cuma ini kita perlu data akurat dari sistem BP3MI (Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia), kami belum bisa pastikan,” kata Ida Bagus Setiawan.
Evakuasi pekerja migran ini dilakukan guna memitigasi dampak serangan dari Israel ke Lebanon sejak 16 September 2024 lalu yang sudah menewaskan ribuan orang. (Ant/02)