APSSI Bela Pelatih PSPS Pekanbaru dari Aksi Suporter Berlebihan

APSSI
APSSI Bela Pelatih PSPS Pekanbaru dari Aksi Suporter Berlebihan (Foto: SP)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) akhirnya angkat suara terkait insiden yang menimpa jajaran pelatih PSPS Pekanbaru. Organisasi yang menaungi pelatih di tanah air itu menegaskan sikap tegas dalam memberikan perlindungan penuh kepada para pelatih yang mendapat tekanan dari sekelompok suporter.

Plt Ketua APSSI, Zuchli Imran Putra, S.H., M.H., menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan dan verifikasi atas kejadian tersebut. Hasilnya, APSSI menilai tindakan sejumlah oknum pendukung PSPS terhadap pelatih kepala Ilham Romadhona, Direktur Teknik Kurniawan Dwi Julianto, serta staf pelatih lain sudah melewati batas kewajaran.

APSSI menilai aksi mendesak pelatih mundur dengan cara-cara kasar menyerupai “pengadilan jalanan” yang tidak sesuai dengan aturan resmi dalam sepak bola.

BACA JUGA  BMKG: Seluruh Jakarta-Kepulauan Seribu Cerah Berawan Pada Ahad

“Tindakan ini bukan hanya merendahkan martabat pelatih, tetapi juga menciptakan preseden buruk bagi kultur sepak bola Indonesia,” tegas Zuchli.

Menurutnya, umpatan, ancaman, hingga tekanan psikologis yang dialami jajaran pelatih PSPS bisa mengganggu profesionalitas tim dan merusak hubungan sehat antara suporter, pelatih, serta manajemen klub.

APSSI mengakui bahwa kursi pelatih identik dengan tekanan besar, termasuk kritik dan desakan mundur jika hasil tak sesuai harapan. Namun, Zuchli menekankan bahwa semua kritik harus disampaikan secara konstruktif.

“Kami memahami kekecewaan suporter. Tapi penyelesaiannya harus lewat jalur sehat dan sesuai mekanisme. Kritik boleh, evaluasi perlu, tetapi tidak dengan teror atau intimidasi,” ujarnya.

Untuk menjaga marwah profesi pelatih, APSSI menegaskan tidak akan tinggal diam jika kejadian serupa terulang. Organisasi siap membawa kasus intimidasi ke ranah hukum apabila terdapat ancaman verbal maupun fisik.

BACA JUGA  PBPI Gelar Seleksi Pertama untuk Bentuk Timnas Padel Indonesia

“Jika ada pihak yang melampaui batas, kami akan melaporkan ke aparat penegak hukum. Profesi pelatih harus dilindungi agar sepak bola Indonesia bisa berkembang secara profesional,” tegas Zuchli.

APSSI menilai, insiden ini menjadi cerminan rapuhnya hubungan antara suporter dan pelatih di beberapa klub Liga Indonesia. Jika tindakan berlebihan dibiarkan, pelatih bisa kehilangan motivasi bahkan enggan menangani klub tertentu.

Kondisi ini berpotensi menghambat regenerasi pelatih berkualitas dan memperlambat profesionalisasi sepak bola nasional.

APSSI mengajak semua stakeholder—federasi, klub, pemain, hingga kelompok suporter—untuk bersama-sama menjaga kultur sepak bola yang lebih sehat dan profesional.

“Sepak bola adalah ruang sportivitas, bukan arena intimidasi. Tanpa pelatih, tidak ada tim yang bisa berkembang. Karena itu, kami berdiri tegak membela seluruh pelatih di Indonesia,” pungkas Zuchli.(PR/04)