“Syahwat dalam Islam tidak selalu negatif, ia adalah bagian dari fitrah manusia. Namun, ketika syahwat dunia (keinginan terhadap harta, jabatan, kekuasaan, kenikmatan, dll) tidak dikendalikan oleh iman dan akal, ia bisa menjadi racun yang merusak jiwa”
Oleh : Dede Farhan Aulawi
Saat syahwat dunia menguasai diri, menggambarkan kondisi batin manusia ketika hawa nafsu dan keinginan duniawi mendominasi akal dan hati. Hal ini sangat relevan dalam konteks spiritualitas, moralitas, dan perjuangan jiwa dalam kehidupan modern.
Makna Syahwat Dunia
Syahwat dalam Islam tidak selalu negatif, ia adalah bagian dari fitrah manusia. Namun, ketika syahwat dunia (keinginan terhadap harta, jabatan, kekuasaan, kenikmatan, dll) tidak dikendalikan oleh iman dan akal, ia bisa menjadi racun yang merusak jiwa.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini…”
(Surat Ali ‘Imran: 14)
Tanda-Tanda Syahwat Dunia Menguasai Diri
- Hati Gelisah dan Tak Pernah Puas. Selalu ingin lebih, tak pernah bersyukur.
- Menghalalkan Segala Cara. Demi ambisi, rela mengorbankan nilai-nilai agama.
- Merasa Dunia Adalah Tujuan Akhir. Lupa bahwa dunia hanya tempat ujian, bukan tempat tinggal abadi.
- Ibadah Jadi Berat, karena hati lebih terpaut pada kesenangan duniawi.
- Takut Kehilangan Dunia, Tapi Tak Takut Kehilangan Akhirat.
Bahaya Dikuasai Syahwat Dunia
- Kematian hati (qalbun mayyit). Hati jadi keras dan sulit menerima kebenaran.
- Terjerumus dalam maksiat, karena mengikuti hawa nafsu tanpa batas.
- Terputus dari Allah. Dunia menjadi “tuhan kecil” dalam hati.
- Merugikan diri di dunia dan akhirat.
Bagaimana Mengatasi dan Mengendalikan Syahwat Dunia?
- Perkuat Iman dan Taqwa. Dekat dengan Al-Qur’an, shalat malam, dzikir.
- Ingat Kematian dan Akhirat. Sering-sering ziarah kubur atau membaca ayat-ayat tentang hisab.
- Latih Diri dengan Zuhud. Mencintai dunia secukupnya, tidak berlebihan.
- Bergaul dengan Orang Shalih. Lingkungan berpengaruh besar pada pola pikir.
- Sedekah dan Berbagi Melatih hati untuk tidak tamak.
Penutup: Dunia dalam Genggaman, Bukan di Hati
Hidup bukan untuk menghindari dunia, tapi menaklukkannya. Dunia boleh di tangan, tapi jangan masuk ke hati. Ketika hati bersih, dunia tidak akan menggoda semudah itu.