Tanjungpandan, SudutPandang.id – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjungpandan menyerahkan bantuan Program Bina Lingkungan kepada masyarakat berupa keramba penangkap ikan untuk Desa Sungai Padang-Batu Bedil.
Penyerahan bantuan disampaikan langsung oleh General Manager (GM) Pelindo II Cabang Pelabuhan Tanjungpandan, Hambar Wiyadi kepada Ketua Kolompok Tani Hutan Kemasyarakatan Batu Bedil, Suhardi, di Desa Wisata Batu Bedil, Sungai Padang, Belitung, pada Minggu, (20/9/2020).
“Pelindo II Cabang Tanjungpandan sebagai BUMN yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah, memiliki kewajiban untuk turut andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di Kabupaten Belitung ini, untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) salah satu melalui pemberdayaan masyakarat terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan,” ujar GM Pelindo II Cabang Pelabuhan Tanjungpandan, Hambar Wiyadi, dalam keterangan pers yang diterima SudutPandang.id.
Menurut Hambar, Manajemen PT Pelindo II Cabang Tanjungpandan akan terus menerus berupaya untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan secara berkesinambungan.
Mengingat masyarakat pada umumnya dan masyarakat di sekitar Desa Sungai Padang-Batu Bedil sebagai salah satu pemangku kepentingan mendapatkan perhatian besar dari perusahaan. Apalagi Desa Sungai Padang-Batu Bedil ini merupakan mitra binaan dari perusahaan.
“Diharapkan dengan bantuan keramba ikan ini, mampu memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah Desa Sungai Padang-Batu Bedil ini di tengah kondisi Pandemi Corona (Covid-19),” harapnya.
“Keberadaan keramba ikan ini akan menjadi alternatif mata pencaharian bagi masyarakat. Di samping potensi yang dimiliki oleh Desa Sungai Padang-Batu Bedil yang bisa dikembangkan menjadi suatu Kawasan Desa Wisata yang potensial di Kabupaten Belitung,” sambung Hambar.
Ia mengatakan, bantuan tersebut bukan kali pertama dari BUMN yang bergerak di sektor jasa kepelabuhanan ini.
“Bantuan sebelumnya dalam bentuk program kelestarian lingkungan berupa budi daya kerang kima yang merupakan ikon salah satu biota laut di Desa Wisata Batu Bedil,” jelas Hambar.
Sangat Dibutuhkan Masyarakat
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan Batu Bedil, Suhardi, mengatakan, bantuan keramba penangkap ikan sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar Sungai Padang-Batu Bedil.
“Tangkapan dari hasil keramba penangkap ikan akan digunakan sebagai pakan ikan budi daya keramba ikan kerapu apung yang saat ini sedang dibudi daya oleh masyarakat dan dikelola oleh Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan Batu Bedil untuk tujuan ekspor, mengingat nilai ekonomi dan nilai jualnya cukup tinggi,” katanya.
“Untuk satu keramba budi daya ikan kerapu apung yang terdiri dari 6 lokal dengan ukuran 3 x 3 meter ini, kami harus mengeluarkan biaya untuk pakan ikannya sebesar Rp80.000,- per hari,” sambung Suhardi.
Ia menyebut hal itu sangat memberatkan kelompoknya. Untuk itu, pihaknya mencari alternatif dan solusi untuk kebutuhan pakan ikan keramba budi daya kerapu apung dengan memanfaatkan potensi alam yang ada.
“Bantuan keramba penangkap ikan ini akan membantu kami dalam penyediaan pakan ikan budi daya ikan kerapu apung ini, sehingga kelompok nelayan kami tidak perlu membeli pakan, tentunya bisa diperoleh dari hasil tangkapan keramba penangkap ikan ini,” ucap Suhardi bersyukur.
Manfaat lain, lanjutnya, di samping memenuhi kebutuhan pakan ikan untuk budi daya ikan kerapu. Sisa hasil tangkapan dari keramba juga nantinya akan diolah oleh masyarakat Desa Sungai Padang-Batu Bedil untuk dikeringkan untuk dijadikan makanan khas laut dan untuk bahan pembuatan terasi.
“Kami berharap program kemitraan ini akan terus berlanjut ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil yang kami kelola ini menjadi tangguh dan mandiri, sekaligus memberikan manfaat dan nilai tambah yang diterima bagi masyarakat di Desa Sungai Padang-Batu Bedil,” harap Suhardi.(um*)