JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pemerintah Kota Manado, Sulawesi Utara, menyediakan pos pemantau banjir di Bendungan Kuwil Kawangkoan sebagai bentuk antisipasi bencana alam itu di wilayah tersebut.
“Posnya kita sinergikan dengan bendungan di sini supaya Unit Pelaksana Bendungan (UPB) tahu level air tertentu di pos pemantau,” kata Wali Kota Manado Andrei Angouw di Manado, Senin (30/1/2023).
Andrei menambahkan, pihaknya juga telah menyediakan sejumlah kamera pengawas (CCTV) yang nantinya dapat digunakan untuk saling memberikan informasi antara pemerintah daerah dan pengelola bendungan.
Dia menyebutkan, UPB dibentuk oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengoperasikan bendungan-bendungan yang ada di Kota Manado.
Kepala Sub Direktorat Wilayah III Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan Kementerian PUPR, Mohamad Kontra Nizam Lembah, mengemukakan, pihaknya akan rutin melakukan perawatan bendungan tersebut.
“Sesuai arahan Pak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk seluruh Indonesia yang punya bendungan harus memiliki satu UPB yang berkoordinasi dengan pihak daerah,” ujar Nizam.
Nizam menuturkan, UPB terdiri dari 10 hingga 15 orang yang bertanggung jawab untuk memantau bendungan secara rutin yang sebelumnya dilakukan oleh pihak balai kota.
“Jadi bukan hanya UPB, namun ada juga Unit Pelaksana Irigasi (UPI), Unit Pelaksana Pengendalian Banjir (UP3B), tapi saat ini yang fokus di UPB dan UPI,” katanya.
Sebelumnya, Jumat (27/1) dini hari, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur wilayah Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon.
Akibatnya, sejumlah sungai yang bermuara di Kota Manado meluap dan menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa kecamatan.
Sebanyak lima orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (27/1).
Andrei Angouw menilai penyebab banjir tersebut diduga karena luapan Sungai Bailang dan Mahawu yang kurang mampu menampung debit air hujan.(03/Ant)