TIDORE KEPULAUAN, SUDUTPANDANG.ID – Project Literasi Digital Provinsi Maluku Utara sukses menggelar launching Desa Wisata Akebay dan Talkshow “Makin Cakap Digital” di Kawasan Wisata Pantai Akebay, Desa Maitara, Kota Tidore Kepulauan, pada Sabtu, (11/3/2023) lalu.
Dalam siaran pers yang diterima Sudutpandang.id, Senin (13/3/2023), gelaran ini merupakan kolaborasi antara manajemen Project Literasi Digital Provinsi Maluku Utara yang didukung penuh oleh perangkat desa, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Akebay, unsur pemuda dan unsur masyarakat termasuk PKK dan tokoh agama Desa Wisata Pantai Akebay Desa Maiitara. Kota Tidore Kepulauan.
Berbagai event yang digelar antara lain talkshow (sharing session) Makin Cakap Digital dengan para narasumber konten kreator Maluku Utara, Khoko dan Tete Ko, Kepala Dinas Pariwisata Kota Tidore Kepulauan Ade Soleman dan Penggiat Pariwisata Najla Kasuba, yang dipandu langsung oleh Rinto Taib, Manajer Humas dan Media Literasi Digital Provinsi Maluku Utara.
Selain itu pula terdapat pula live music performance dari Choki Umasangadji dan drumtruck band yang begitu memukau para pengunjung di arena acara.
Beberapa agenda kegiatan lainnya untuk menambah keseruan dan menjadikan acara tersebut menjadi lebih semarak antara lain launching Desa Wisata Akebay oleh Wali Kota Tidore Kepulauan, pelantikan Pokdarwis Akebay, penyerahan Piagam ADWI 2023 dari Kemenparekraf RI, dan Expo Kuliner Maitara, Ducatioan camp-camping ground.
Kemudian juga berbagai keseruan acara menarik lainnya yang menghipnotis ratusan pengunjung malam tadi yang juga dihadiri oleh Walikota Tidore Kepulauan serta beberapa pimpinan OPD pemerintah daerah kota Tidore Kepulauan.
“Project literasi digital di Provinsi Maluku Utara sangatlah penting bagi masyarakat di Provinsi Maluku Utara umumnya maupun Kota Tidore Kepulauan khususnya, karena di era transformasi digital seperti saat ini penggunaan smartphone merupakan sebuah kebutuhan penting bagi manusia, oleh sebab itu maka diperlukan berbagai upaya untuk mengkampanyekan empat pilar literasi digital secara meluas kepada semua lapisan masyarakat sehingga masyarakat menjadi makin cakap digital,” papar Wali Kota Tidore Kepulauan, Cpt. Ali Ibrahim.
Apresiasi
Wali Kota Tidore Kepulauan mengapresiasi dan menyambut baik pelaksanaan project literasi digital. Ia berharap dilakukan kegiatan serupa di tempat atau lokasi lain dalam wilayah administrasi Kota Tidore Kepulauan seperti di Tugulufa dan lain-lain.
“Dua hal yang mesti diperhatikan oleh masyarakat di kawasan wisata Akebay adalah masalah keamanan dan masalah kebersihan, hal ini sangat penting untuk menciptakan kesan bagus dari pengunjung sekaligus menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan untuk datang ke Akebay ini,” pungkas Capt Ali yang juga Ketua HNSI Provinsi Maluku Utara.
Peringatan akan pentingnya masalah kebersihan yang diingatkan wali kota merupakan sebuah konsekuensi dari dibukanya kawasan Pantai Akebay sebagai sebuah destinasi wisata bahari. Hal ini karena setiap proyek pengembangan pariwisata yang cenderung berakibat kepada degradasi lingkungan dalam berbagai ranah. Seperti berkurangnya ruang publik di pantai, perusakan alam akibat aktivitas pembangunan yang berlebihan.
Secara kasuistik di berbagai daerah, sektor pariwisata menyumbang cukup besar terhadap degradasi lingkungan alam, dari hulu hingga hilir. Selain itu, pariwisata tersebut juga berdampak pada tingginya pertambahan penduduk pendatang yang memperebutkan berbagai peluang ekonomi yang tercipta.
Penduduk migran berkembang berkemampuan ekonomi rendah juga ikut memberikan tekanan terhadap sumber daya masyarakat tempatan. Hal semacam ini lumrah terjadi khususnya di daerah perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan pariwisata.
Personal Branding
Sementara itu, para narasumber lainnya yaitu para konten kreator dalam pemaparannya mengungkapkan terkait trik dan tips cara membuat konten kreatif yang menarik.
“Tete Ko dan juga Saya Koko berpandangan bahwa untuk menjadi seorang konten kreator yang handal maka yang bersangkutan haruslah memiliki personal branding yang kuat sekaligus imajinasi kreatif yang mumpuni untuk dapat melahirkan hasil sebuah konten yang menarik dan mengedukasi bagi publik,” ungkapnya.
Hal lain mesti diperhatikan oleh setiap konten kreator adalah konsistensi untuk berbagi berbagai informasi yang terjadi melalui berbagai platform digital yang tersedia saat ini. Ekowisata merupakan sebuah produk pariwisata yang memberikan penghormatan terhadap kebudayaan masyarakat lokal, tidak merusak lingkungan, serta pengembangan dalam skala kecil.
Wisatawan didatangkan pun merupakan wisatawan berkualitas yang mau belajar tentang situasi dan nilai-nilai hidup masyarakat yang dikunjungi. Ekowisata bertitik berat pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan sosial masyarakat. Kegiatan ekowisata secara langsung memberi akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman alam, intelektual, dan budaya masyarakat lokal.
Ekowisata
Najla Kasuba menyentil potensi pariwisata Akebay yang menarik dikembangkan sebagai destinasi wisata berkarakter sebagai ekowisata. Bukan hanya memberikan kesempatan pada para wisatawan untuk menikmati keindahan alam namun juga budaya lokal yang berkembang di kawasan tersebut.
“Kegiatan ekowisata seperti yang dimaksud akan dapat meningkatkan pendapatan untuk pelestarian alam yang dijadikan sebagai objek ekowisata dan tentunya pula akan menghasilkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat setempat termasuk diantaranya melalui peran para pelaku UMKM yang menggeluti usaha mereka di pantai Akebay saat ini,” pungkas Najla yang saat ini sedang merampungkan Studi Psikologi Program Pasca Sarjana di Negeri Jiran Malaysia.(PR/01)