JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Anggota Alumni SMAN 68 Jakarta yang kini berkiprah di sejumlah kementerian/lembaga di Indonesia menggelar program peningkatan cakupan gizi bagi peserta didik di almamater.
“Kami turut andil dalam kegiatan sosial tersebut untuk berperan dalam pemenuhan status kecukupan gizi di SMA 68,” kata Anggota Alumni SMAN 68 Jakarta, Ira Safitri Tanjung, melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (23/6/2023).
Ira yang kini bekerja sebagai dokter di RS Marzuki Mahdi, Bogor, Jawa Barat, mengatakan kegiatan itu digelar oleh Alumni SMAN 68 Jakarta angkatan pertama tahun 1984 yang kembali ke almamater melakukan sejumlah kegiatan sosial, termasuk pengecekan kesehatan di sekolah tersebut didukung oleh Puskesmas Kecamatan Senen.
Ia mengatakan pada Maret 2023 telah dilakukan pengecekan kualitas kesehatan murid SMAN 68, untuk memastikan generasi muda yang akan tampil berperan dalam Indonesia Emas 2045 betul-betul dalam kondisi sehat agar dapat menyongsong tanggung jawabnya dalam kondisi prima.
“Kegiatan itu sungguh bermanfaat bagi murid-murid. Terlebih, karena murid-murid kami sebagian besar penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) sesuai zonasi,” kata Kepala sekolah SMAN 68 Yunidar.
Melalui pengecekan kesehatan ini dapat diketahui dari 22 murid yang terdampak anemia, saat ini tinggal tujuh siswa lagi yang masih mengalami anemia.
Untuk memitigasi hasil temuan itu akan diberikan lagi penyuluhan yang akan dilakukan oleh anggota Alumni 68-84, Jusuf Kristanto, yang kini bertugas di Bidang Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI.
Edukasi berkelanjutan mengenai keseimbangan gizi dan kesehatan remaja juga dilakukan oleh Duta Remaja 68.
“Kegiatan ini melibatkan dan memperoleh dukungan dari banyak teman-teman alumni untuk ikut membantu kegiatan ini,” kata Alumni SMAN 68 yang kini menjabat Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) KLHK RI Ade Palguna R.
Vice President Head of Social Investment Dept PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk sekaligus anggota Alumni SMAN 68 Artsanti mengatakan sejumlah mitigasi yang dilakukan telah memberikan hasil yang sangat menggembirakan.
Melalui program intervensi yang telah dilakukan sejak pemeriksaan kesehatan pada Maret lalu, sebanyak 22 orang murid mengalami kekurangan darah (anemia), berhasil ditekan jadi tujuh orang di Juni 2023.
“Kami berharap murid-murid tak ada lagi yang mengalami anemia di bulan Agustus, setelah program ini selesai,” ujarnya.
Yusnaini Yusuf yang juga founder Desa Bukit Indah Foundation menambahkan bahwa dirinya selaku alumni SMAN 68 angkatan pertama senang bisa bekerja sama kembali dengan teman-teman masa SMA lebih empat dekade yang lalu.
“Kami juga berusaha untuk menurunkan tingkat obesitas murid, yang di bulan Maret tercatat sejumlah 39 siswa, menjadi nihil di akhir program,” katanya.
Menurut Ria Endon yang memimpin Program Sosial SMAN 68 angkatan 84, kemungkinan besar obesitas itu terjadi karena murid-murid tak banyak bergerak karena terlalu asyik dengan gawai mereka.
“Karena itu kami perlu mendorong sekolah untuk menggiatkan kegiatan ekstra kurikuler di luar ruang, seperti kegiatan pramuka, olahraga atau kegiatan pecinta alam,” katanya.
Ia mengatakan satu abad Indonesia, siswa yang kini menempuh pendidikan di SMAN 68 akan sampai di masa emas bagi kehidupan bangsa.(03/Ant)