JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Tokoh reformasi 1998 Amien Rais kembali menjadi sorotan setelah sejumlah kader Partai Ummat menyampaikan keberatan terhadap kepemimpinannya sebagai Ketua Majelis Syura. Sejumlah pengurus wilayah dan daerah menilai Amien Rais bertindak sewenang-wenang dalam pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai yang baru.
Setidaknya 24 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Ummat menyampaikan somasi kepada Kementerian Hukum (Kemenkum). Mereka menuntut agar pemerintah tidak mengesahkan AD/ART terbaru yang dinilai tidak mencerminkan prinsip demokrasi dan kolektif kolegial dalam pengambilan keputusan internal partai. Jika somasi tersebut tidak direspons, para kader menyatakan siap menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Perselisihan dipicu oleh disahkannya AD/ART baru Partai Ummat tanpa melalui mekanisme Musyawarah Nasional (Munas) maupun Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Hal ini dinilai bertentangan dengan semangat pendirian partai itu sendiri, yakni menegakkan keadilan dan melawan kezaliman.
“Partai ini didirikan untuk menegakkan keadilan dan melawan kezaliman. Tapi, kenapa kita sendiri yang berbuat zalim? Apalagi sama kader,” ujar Anggota Mahkamah Partai Ummat, Herman Kadir, Senin (16/6/2025).
Menurut Herman, seluruh kekuasaan kini terpusat pada Majelis Syura tanpa keterlibatan forum-forum partai yang seharusnya bersifat musyawarah dan partisipatif.
“Kami akan mengajukan perlawanan. Saya sebagai ketua tim hukum dari teman-teman DPW dan DPD akan mengajukan perlawanan terhadap kesewenangan Majelis Syura dan DPP ini,” imbuhnya.
Gejolak internal tersebut juga berdampak pada struktur organisasi di daerah. DPD Partai Ummat Yogyakarta dilaporkan membubarkan diri sebagai bentuk kekecewaan terhadap pengelolaan partai yang dianggap tidak transparan dan tidak demokratis.
Kendati demikian, Ketua DPP Partai Ummat Aznur Syamsu berharap pengurus di berbagai daerah tetap bertahan dan menjaga eksistensi partai menjelang Pemilu 2029.
Perjalanan Politik Amien Rais
Amien Rais bukan sosok baru dalam dunia politik Indonesia. Ia dikenal sebagai tokoh penting reformasi 1998 dan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN). Pada Pilpres 2004, Amien mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo, didukung oleh delapan partai politik. Namun, mereka gagal melaju ke putaran kedua, hanya meraih 14,66 persen suara.
Hubungan Amien dengan PAN mulai merenggang menjelang Kongres V PAN pada 2020. Ketegangan tersebut berujung pada keputusannya mendirikan Partai Ummat pada Agustus 2020, sebagai wadah baru perjuangan politiknya.
Namun kini, empat tahun sejak Partai Ummat berdiri, Amien Rais justru menghadapi tantangan dari internal partainya sendiri. Gugatan terhadap AD/ART dan tuduhan penyimpangan nilai-nilai demokrasi menjadi ujian berat bagi keberlanjutan partai yang ia bentuk.(01)