JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Aktor Anjasmara dan Lulu Tobing sempat dianggap sebagai raja dan ratu sinetron di Indonesia.
Menariknya, meski di era yang hampir bersamaan di dunia seni peran, mereka sama sekali belum pernah terlibat dalam sebuah project bersama. Kini, keduanya pun akhirnya dipasangkan dalam sebuah project film layar lebar.
Anjasmara dan Lulu Tobing dipersunting Falcon Pictures sebagai dua tokoh penting dalam film berjudul ‘Guna-Guna Istri Muda’.
Dalam film tersebut, keduanya dipasangkan sebagai pasangan suami-istri yang rumah tangganya diganggu oleh orang ketiga.
“Dulu nggak pernah main sinetron bareng, tapi main bareng waktu kami sama-sama modeling. Jadi kami nggak asing lagi, waktu ketemu langsung seru, ngga harus adaptasi kayak kami ketemu sama pemain baru yang belum pernah kerja bareng,” kata Lulu Tobing saat konferensi pers di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis (13/7/2023).
“Selama main sinetron aku nggak sempet main sinetron sama Lulu, dia keburu menghilang, hahaha. Yang pasti aku happy banget bisa main sama Lulu,” timpal Anjasmara.
Sebagai informasi, film Guna-Guna Istri Muda yang memasangkan Anjasmara dan Lulu Tobing merupakan project remake dari film berjudul sama yang sempat dirilis pada tahun 1977.
Bercerita tentang seputar Burhan (Anjasmara) yang memiliki seorang istri, namun tergoda untuk memiliki istri muda karena kekayaan dan jabatannya.
“Karakter saya mewakili laki-laki pada umumnya. Biasanya kan laki-laki itu punya harta, tahta, ujung-ujungnya ada wanita,” jelas Anjasmara.
Yang menarik, meski memiliki alur drama yang kuat, film Guna-Guna Istri Muda juga dibumbui dengan horor, dimana seseorang menghalalkan cara apapun, termasuk bersekutu dengan setan untuk menghancurkan hidup orang lain seperti yang tersaji dalam film aslinya dulu.
Meski remake dari film jaman dulu, namun Robby Ertanto selaku sutradara memastikan film ini tetap punya korelasi yang kuat dengan apa yang terjadi saat ini.
“Filmnya ini kita bikin settingan 2023 melalui riset bahwa banyak juga orang-orang yang menggunakan guna-guna dari masyarakat atas sampai masyarakat bawah untuk menggaet orang yang menggunakan perantara guna-guna ini. Isunya sampai kapanpun kayaknya masih tetap kekinian ya,” katanya.(04)