SUDUTPANDANG.ID – Sebuah truk berisi bantuan kemanusiaan dikenakan biaya $5.000 atau sekitar Rp79 juta untuk bisa masuk ke Gaza, diungkap Badan Amal Internasional, belum lama ini.
“Kami telah bekerja di seluruh dunia pada saat perang, gempa bumi, dan bencana lainnya, namun kami belum pernah diperlakukan seperti ini oleh negara yang mengambil keuntungan dari pengiriman barang-barang kemanusiaan. Ini menghabiskan banyak sumber daya kami dan suap yang dibayarkan adalah per truk,” kata Juru Bicara badan amal tersebut, dikutip Jumat (2/2),kepada Middle East Eye dengan kemarahan.
Uang tersebut disetorkan kepada sebuah perusahaan yang terkait dengan Badan Intelijen Umum atau General Intelligence Service (GIS) Mesir agar bisa masuk ke Gaza.
Juru bicara itu menambahkan, uang yang mereka bayarkan kepada perusahaan yang berafiliasi dengan Sons of Sinai disebut sebagai ‘biaya manajemen’. Perlu diketahui, Sons of Sinai adalah perusahaan konstruksi dan kontraktor milik pengusaha Sinai, Ibrahim al-Organi, dan bagian dari Grup Organi miliknya.
Dia mengepalai suku Tarabin di gurun Sinai yang berbatasan dengan Israel, dan memiliki perusahaan patungan dengan dua perusahaan milik GIS. Dalam laporan media, Grup Organi dituduh sebagai penerima manfaat utama dari penjualan izin ‘jalur cepat’ yang diperuntukkan bagi warga Palestina yang ingin melarikan diri dari serangan Israel di Jalur Gaza.
Investigasi yang dilakukan oleh Proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir atau the Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) dan situs independen Mesir Saheeh Masr, menemukan bahwa perantara menjual izin keluar dengan harga berkisar antara $4.500 – $10.000 untuk warga Palestina dan $650 hingga $1.200 untuk warga Mesir.
Ketika keputusasaan di Gaza meningkat, biaya perjalanan keluar dari daerah kantong tersebut telah meningkat menjadi $10,000 per orang.
Sementara harga untuk lalu lintas komersial menuju Gaza yang dikenakan oleh perusahaan milik Organi adalah $9.000 per truk, meskipun biaya ongkos yang dikenakan oleh pengemudi truk biasanya hanya $300 per muatan.
Meski begitu, Juru bicara UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina yang memberikan bantuan penting di Gaza mengatakan, pihaknya tidak membayar biaya untuk mentransfer bantuan ke wilayah kantong tersebut dari Mesir.
Pernyataan badan amal tersebut menjadi bukti nyata pertama bahwa Mesir atau pihak-pihak yang terkait dengan pemerintah Mesir, telah memungut biaya dari pengangkutan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Di mana hal ini sering kali mengakibatkan penundaan selama seminggu, yang disebabkan oleh Israel.
Sumber: Reuters/indozone/06