Baintelkam Polri Peduli Pelaku UMKM Terdampak Pandemi

Foto: dok.Baintelkam Mabes Polri

Jakarta, SudutPandang.id – Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Mabes Polri kembali menggelar bakti sosial pembagian paket sembako sebagai bentuk kepedulian kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak ekonomi akibat Pandemi Covid-19.

Kali ini, para pelaku UMKM yang tergabung dalam Forum Komunikasi (Forkom) UKM Kecamatan Wirobradjan, Yogyakarta yang menjadi sasaran. Sebanyak 100 paket sembako dibagikan kepada para pelaku UMKM di sekitar Kecamatan Wirobradjan, Sabtu (24/10) pagi.

Kemenkumham Bali

Sebelumnya, dalam webinar bertema ‘Implementasi Digital di Kalangan Pelaku UMKM” yang digelar Jumat (23/10) malam, Ketua Forum Komunikasi UMKM Wirobrajan, Bowo Prasetyadi mengatakan, sejak pandemi melanda, kegiatan UKM di wilayahnya banyak yang terhenti.

Bowo mengungkapkan, permintaan untuk produk UKM, khususnya kerajinan tangan, hampir tidak ada. Akibatnya, untuk bertahan hidup, sebagian pelaku UKM akhirnya mengurangi tenaga kerja dan bahkan banyak juga yang berganti usaha.

“Jadi sebenarnya sebelum pandemi juga sudah mengalami penurunan (kerajinan tangan). Apalagi sekarang dengan adanya pandemi itu zero order. Tidak ada sama sekali pesanan. Akhirnya kita mutasi untuk menyambung hidup, beralih ke mana yang lebih ramai (produk selain kerajinan tangan). Dan ini memanfaatkan gadget,” terang Bowo, dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (25/10/2020).

BACA JUGA  Demi Keselamatan Jamaah, Pemerintah Tidak Berangkatkan Haji Tahun Ini

Ia menyadari, salah satu upaya yang bisa dilakukan pelaku UMKM untuk bisa bertahan di era teknologi ini adalah dengan digitalisasi. Kendati demikian, tantangan datang dari para pelaku UKM yang masih belum menguasai digitalisasi ini.

Mereka adalah pelaku UKM berskala ultra mikro. Untuk itu, agar mereka bisa bertahan hidup, pihaknya berharap agar pemerintah tetap memperhatikan mereka dengan menyediakan pasar offline, terutama di tempat-tempat yang strategis.

Era Digital

Menanggapi hal itu, Kadis Koperasi dan UKM Provinsi DIY, Ir. Srie Nurkyatsiwi M., MMA menjelaskan, di era digital para pelaku UKM, khususnya yang masih berskala sangat kecil seperti ultra mikro ini harus selalu berkreasi, punya inovasi, berkolaborasi, tetap professional, dan yang terakhir harus siap beradaptasi agar tetap bisa hidup.

“Beradaptasi semuanya. Beradaptasi bagaimana sekarang ini berbisnis kita kan harus ke bisnis modelnya kan berubah. Kita kan sekarang bertransformasi ke IT,” jelasnya.

“Nah ini kan harus siap. Nah jadi yang paling penting harus tetap punya semangat dan punya motivasi. Dan ini kan harus dari dirinya sendiri. Jadi kan orang lain, baik pemerintah maupun yang lainnya tinggal mendorong,” sambung wanita yang akrab disapa Siwi ini.

BACA JUGA  Kurs Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah Rp15.570 per dolar AS

Ia menjelaskan, transformasi digital, khususnya bagi pelaku UKM ultra mikri masih tetap bisa dilakukan. Menurutnya, transformasi ke digital tidak harus selalu dilakukan pelaku UKM yang memiliki produk.

“Hal ini bisa dilakukan dengan berkolaborasi. Salah satu langkah yang bisa dilakukan contohnya adalah dengan memiliki admin-admin yang mendorong produk mereka untuk masuk ke dunia pasar digital,” kata Siwi.

“Ini bisa saja dilakukan oleh putranya atau putrinya, dia (pelaku UKM ultra mikro) tetap fokus saja ke produksinya. Lalu bisa juga kerja sama dengan reseller. Kita kan juga ada pendampingannya agar ikatan kerja itu tidak ada yang saling dirugikan. Hubungannya harusnya mutualisme. Jadi tercipta ekosistem.” terang Siwi lagi.

Wadah Berbasis Elektronik

Di kesempatan yang sama, Pakar Manajemen IT yang juga Pengamat Industri Kecil Menengah, Dr. Abidarin Rosidi, M.MA memaparkan, untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam proses transformasi digital di kalangan pelaku UKM dibutuhkan sebuah wadah yang berbasis elektronik.

Foto: dok.Baintelkam Mabes Polri

“Saya menyarankan, kita membangun pasar besar berbasis elektronik. Kita adaptasi dari model e-Commerce. Kenapa? Karena kini ada perubahan paradigma baru dari market piss ke market place. Kalau dulu orang jual beli ketemu di pasar dengan tatap muka, sekarang kan tidak. Nanti dinas koperasi akan menjadi satu wadahnya yang didalamnya berisi seluruh sektor industri kecil,” urainya.

BACA JUGA  Terdampak Pandemi, Industri Otomotif Diprediksi Kembali Pulih

Untuk itu, menurut Abidarin, hal yang paling penting agar transformasi digital di kalangan para pelaku UMKM dapat segera terwujud, dibutuhkan kerjasama semua pihak.

“Harus ada kerjasama semua pihak, baik dari kalangan pemerintah, swasta maupun pendampingan dari pakar-pakar teknologi yang ada di negeri ini,” pungkasnya.(um/*)

Tinggalkan Balasan