JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Meski tertunda beberapa tahun karena pandemi COVID-19, Sidang Umum Wartawan ASEAN (Confederation of ASEAN Journalist/CAJ) ke-20 akhirnya bisa terselenggara dan digelar di Kuta, Provinsi Bali, 11 hingga 15 Oktober 2022.
Menurut keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (17/10/2024), disebutkan pertemuan wartawan se-Asia Tenggara kali ini, tak lepas dari figur wartawan senior yang berkecimpung di kancah internasional selama kurun waktu 30 tahun.
Ya, Bob Iskandar namanya, “Brand Ambassador” Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) khusus membidangi hubungan luar negeri ini bisa disebut sebagai tokoh di balik layar atas suksesnya berbagai macam penyelenggaraan kegiatan jurnalis dunia.
Bukan tak beralasan, Om Bob sapaan akrabnya, sering terlibat dalam pertemuan jurnalis tingkat dunia. Di antaranya, asosiasi wartawan di Afrika, Eropa, Amerika dan International Federation of Journalists, Brussels, Belgia.
Selain Senior Director CAJ, Bob Iskandar dikenal sebagai “jembatan” terjalinnya kerja sama wartawan lintas negara dalam berbagi informasi dan pengalaman seputar jurnalistik dunia.
Uniknya, di era revolusi Industri 4.O atau yang dikenal penerapan teknologi modern, Om Bob masih aktif menulis menggunakan pena pada secarik kertas.
Bahkan, naskah sajian dalam rangka pertemuan ke 20 Confederation Of ASEAN Journalists di Bali, ikut disajikan dengan tulisan tangan yang sangat rapi.
“Saya telah mempersiapkan mulai dari bahan persidangan, buku panduan, kehadiran peserta negara ASEAN hingga kordinasi dan berkonsultasi langsung dengan President CAJ Thepchai Yong,” katanya kala itu.
Ia menyebutkan, walaupun dari keputusan terakhir pimpinan PWI cukup singkat waktunya, tapi ia telah menyiapkan dari tiga bulan lalu untuk mempersiapkan segalanya agar acara berjalan sesuai rencana.
“Cukup komplikasi, sebab harus tau nama-nama peserta, copy paspor dan berbagai administrasi lain yang harus dilengkapi,” katanya.
Ekspose positif
Namun, atas dasar pengalaman di bidang luar negeri, khususnya CAJ, Bob mampu mempersiapkannya dengan matang.
Ia pun berharap agar acara di Bali itu menjadi suatu ekspose positif kepada internal PWI dari dunia luar agar makin dikenal oleh masyarakat pers dunia, baik yang berada di kawasan ASEAN, Asia Selatan, Asia Pasifik hingga seluruh dunia.
“Saya berharap acara ini sukses dengan gegap gempita agar bisa dinikmati oleh peserta pers se-ASEAN dan menjadi kebanggaan bagi PWI ataupun wartawan indonesia serta peran wartawan menjadi bangkit mendunia untuk go international,” katanya.
Sebagai informasi, berdirinya CAJ bertujuan untuk memajukan kehidupan jurnalisme dan meningkatkan kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jawab; mempererat hubungan internal para wartawan ASEAN dan antara wartawan ASEAN dengan organisasi wartawan di seluruh dunia; meningkatkan saling pengertian dan kerjasama antarwarga ASEAN demi terwujudnya kesejahteraan, keadilan sosial dan perdamaian; memperjuangkan aspirasi dan kepentingan warga ASEAN sehingga terjalin saling pengertian dan penghargaan yang lebih baik oleh masyarakat dunia.
Gagasan pendirian CAJ ini muncul pada awal 1970-an dari para tokoh wartawan/editor senior.
Mereka ingin agar melalui berbagai media masing-masing di lingkungan ASEAN mampu menyumbangkan berbagai pemikiran serta gagasan kepada para pendiri perhimpunan bangsa-bangsa ASEAN agar kawasan Asia Tenggara ini bebas dari pengaruh maupun rivalitas Perang Dingin saat itu.
Untuk itu melalui kiprah para wartawan serta medianya di wilayah ini perlu dijalin kerjasama, konsultasi serta diwujudkan perdamaian di antara hati dan pikiran warga atau masyarakat Asia Tenggara.
Organisasi wartawan yang masuk ke dalamnya adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI/Indonesian Journalists Association), National Union of Journalists’ Malaysia (NUJM), National Press Club of the Philippines (NPC), Singapore National Union of Journalists (SNUJ), Confederation of Thai Journalists (CTJ), Vietnam Journalists Association (VJA), Laos Journalists Association (LJA). (PR/02)