BPBD Kota Kediri Gelar Simulasi Penyelamatan di Sungai Brantas

Sungai Brantas
Saat simulasi terhadap korban bencana yang di laksanakan di Bantaran Sungai Brantas, Kamis (27/11/2025) (FOTO : CHANDRA NURCAHYO)

KEDIRI, SUDUTPANDANG.ID – Dalam upaya mitigasi bencana banjir di Kota Kediri kembali diperkuat melalui Apel Gelar Peralatan dan Simulasi Penanganan Bencana yang diselenggarakan di bantaran Sungai Brantas pada Kamis (27/11/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu langkah penting pemerintah daerah (Pemda) dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan meningkat pada akhir 2025 hingga 2026.

Apel tersebut melibatkan berbagai unsur, mulai dari perangkat OPD, relawan kebencanaan, TNI, Polri, Basarnas, hingga BMKG. Seluruh personel diuji koordinasi dan kemampuannya dalam bergerak di bawah pola komando terpadu ketika terjadi bencana.

Dalam sambutannya, Kepala BPBD Kota Kediri Joko Arianto menegaskan bahwa latihan bersama ini bertujuan memastikan seluruh elemen dapat merespons keadaan darurat dengan cepat dan terkoordinasi.

“Prediksi BMKG menunjukkan puncak musim hujan pada Januari, namun kita tidak menunggu hingga kejadian terjadi. Antisipasi harus dimulai sekarang,” jelasnya.

BACA JUGA  Terminal Nusantara Pura Tanjung Priok Gerbang Laut Modern

Joko juga memaparkan bahwa beberapa wilayah seperti Kelurahan Ngampel, Gayam, dan Mojoroto masih menjadi kawasan dengan tingkat kerentanan banjir yang tinggi. Ia menyebut Kota Kediri memiliki enam potensi bencana utama mulai dari banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, gempa, kebakaran, hingga pandemi sehingga kolaborasi lintas sektor menjadi kebutuhan mendesak dalam memperkuat mitigasi.

Sementara itu, Walikota Kediri Vinanda Prameswati, yang turut hadir memimpin langsung apel tersebut, menyampaikan bahwa intensitas hujan di DAS Brantas diperkirakan mencapai 1000 hingga 1500 mm. Kondisi ini menjadi peringatan penting, terutama bagi kawasan padat penduduk.

Dalam arahannya, Walikota menekankan bahwa kesiapan menghadapi bencana tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana.

“Kita tidak bisa mencegah bencana, tetapi kita bisa mengurangi dampaknya. Koordinasi menjadi kunci, karena peralatan secanggih apapun tidak berarti tanpa tim yang sigap,” ujarnya.

BACA JUGA  Kunjungi Kota Kediri, Ahmad Sahroni Tekankan Netralitas TNI-Polri pada Pilkada 2024

Kesiapsiagaan Kota Kediri semakin lengkap dengan dukungan peralatan dari BPBD Provinsi Jawa Timur, seperti perahu karet, alkon (pompa penyedot air), helm keselamatan, serta bibit pohon yang menjadi bagian dari strategi mitigasi lingkungan. Walikota menegaskan bahwa perlindungan jangka panjang perlu mengombinasikan pendekatan teknis dan ekologis.

Selain itu, seluruh OPD diminta untuk meningkatkan patroli sungai, mempercepat pembersihan drainase, dan memperluas edukasi kebencanaan melalui Kampung Siaga Bencana.

Pada kegiatan tersebut, BPBD Kota Kediri melaksanakan simulasi banjir dengan skenario kejadian yang dibuat menyerupai kondisi sesungguhnya. Warga dari Kelurahan Gayam dan Ngampel dilibatkan dalam latihan yang menggambarkan alur penanganan mulai dari laporan darurat 112, mobilisasi tim gabungan, hingga proses evakuasi korban yang mengalami sesak napas di aliran Sungai Brantas.

BACA JUGA  Pasangan Vinanda-Gus Qowim Optimistis Bawa Kota Kediri Lebih MAPAN

Rangkaian apel dan simulasi ini menegaskan kesungguhan Pemerintah Kota Kediri dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang tangguh dan responsif. Dengan sinergi berbagai pihak, Kota Kediri menargetkan kemampuan respons yang lebih cepat dan efektif ketika menghadapi potensi bencana di masa mendatang.(CN/04)