Pontianak, SudutPandang.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar menggelar kegiatan Workshop “Berbagi Pengalaman Upaya Pencegahan Kebakaran Terpadu” dan Peluncuran Panduan pelaksanaan Pengelolaan Brigdalkarhutla KPH Provinsi Kalbar” secara virtual di Hotel Mercure Kota Pontianak, Senin (26/10).
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalbar, A.L Leysandri berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan wawasan bagi para Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
“Kalbar merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki hutan dan lahan gambut dengan luas kawasan hidrologi 2.801.447 Ha atau 21,91 persen. Lahan gambut di pesisir Kalbar umumnya dimanfaatkan untuk beragam aktifitas, mulai dari pemukiman, sarana umum termasuk budidaya (pertanian dan perkebunan),” ujar Sekda saat membuka workshop.
Menurut Leysandri, dampak negatif terutama di lahan gambut yang baru dibuka yaitu kebakaran hutan dan lahan. Sehingga menyebabkan kabut asap di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya yang mengganggu kesehatan, transportasi penerbangan dan aktifitas ekonomi masyarakat. Selain emisi carbon, juga menyebabkan perubahan iklim dalam jangka panjang.
“Sejak tahun 2017, Kalbar membentuk 17 unit pelaksana teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Provinsi yang salah satu tugasnya adalah pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Setiap UPT KPH wajib membentuk Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdakarhutla) minimal terdiri atas 2 regu,” kata Sekda.
“Karena lahan gambut kita cukup tinggi dan besar tentunya pelatihan ini akan memberi manfaat bagi teman-teman KPH yang wilayah kerjanya banyak daerah gambut,” tambahnya.
Dikatakannya, sesuai dengan arahan Gubernur Kalbar agar lahan gambut bisa dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi produktif.
“Kita lihat KPH sekarang berkompetisi untuk meningkatkan ekonomi di masing-masing wilayah, ada yang menawarkan madu, kerajinan dan tentunya ini pemberdayaan masyarakat sudah jalan,” jelasnya.
Hanya saja, lanjutnya, terkait dengan persoalan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) faktor-faktor yang banyak mempengaruhi akibat kebakaran itu dengan pemberdayaan
“Brigade yang ada diharapkan bisa menjaga kawasan-kawasan itu sehingga bisa menggunakan lembaga adat, tokoh-tokoh masyarakat agar lahan ini dapat dikendalikan,” harap Sekda.(Lay)