“Selamat merayakan Hari Waisak 2569 BE/2025. Mari jadikan semangat Tri Suci sebagai kompas dalam bertindak. Karena perdamaian hanya akan terwujud ketika kita memilih melihat sesama sebagai saudara, bukan lawan. Semoga semua makhluk berbahagia.”
KLATEN-JATENG, SUDUTPANDANG.ID – Anggota DPRD Provinsi Jakarta dari Fraksi PSI, Kevin Wu, mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Hari Waisak 2569 BE/2025 sebagai momentum memperkuat toleransi, perdamaian, dan cinta kasih universal di tengah kehidupan yang semakin kompleks.
Menurut Kevin Wu, Waisak bukan hanya milik umat Buddha, melainkan perayaan nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya menjadi inspirasi bagi semua.
“Waisak mengingatkan kita pada tiga peristiwa agung Sang Buddha: kelahiran, pencerahan sempurna, dan Parinibbana. Itu semua mengajarkan bahwa setiap manusia punya potensi menjadi agen perubahan lewat kebijaksanaan dan welas asih,” ujar Kevin Wu dalam keteranganya di Candi Sojiwan, Klaten, Minggu (11/5).
Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jakarta itu menekankan bahwa pesan Waisak sangat relevan dengan semangat pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan sosial. Kevin menyebut, transparansi, pelayanan tanpa diskriminasi, dan keberpihakan pada kelompok rentan adalah nilai-nilai yang sejalan dengan visi PSI dan Pancasila.
Dalam kesempatan itu, Kevin juga menyoroti perjalanan spiritual para Bhikkhu Thudong dari Bangkok ke Borobudur yang sedang berlangsung. Ia menyebut perjalanan tersebut sebagai simbol ketekunan, kesederhanaan, dan dialog antarbudaya.
“Borobudur menjadi saksi bahwa Indonesia adalah rumah bagi spiritualitas lintas tradisi. Perjalanan Thudong menunjukkan bahwa meski berasal dari negara berbeda, para Bhikkhu bersatu dalam misi damai. Ini cermin dari Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.
Sebagai politisi muda, Kevin menegaskan bahwa toleransi harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan nyata. Ia berpandangan bahwa pentingnya ruang dialog antaragama, perlindungan terhadap kelompok minoritas, dan penguatan budaya lokal yang merangkul keberagaman.
“Jakarta sebagai miniatur Indonesia butuh kepemimpinan yang tak sekadar merayakan perbedaan, tetapi juga hadir untuk mereka yang rentan terhadap intoleransi,” tegas legislator dari Dapil Jakarta 10 (Palmerah, Grogol, Petamburan, Kembangan, Kebon Jeruk dan Taman Sari) Jakarta Barat itu.
Ia juga mengangkat ajaran Buddha tentang “metta” atau cinta kasih universal yang menurutnya bisa diterjemahkan dalam program konkret seperti layanan kesehatan yang merata, kebijakan lingkungan yang berkelanjutan, dan perlindungan terhadap kaum marginal.
Kevin mengajak semua pihak untuk merenungkan doa Waisak yang berbunyi: “Semoga semua makhluk hidup berbahagia.”
“Kalimat ini adalah manifesto politik yang sesungguhnya, bahwa kebahagiaan bukan hak segelintir kelompok, tapi hak semua,” ujar Pembina LBH Dharmapala Nusantara itu.
Kevin menutup dengan harapan agar semangat Waisak dapat menjadi kompas dalam merumuskan kebijakan dan mempererat kolaborasi lintas agama, generasi, dan fraksi demi Jakarta yang lebih manusiawi.
“Selamat merayakan Hari Waisak 2569 BE/2025. Mari jadikan semangat Tri Suci sebagai kompas dalam bertindak. Karena perdamaian hanya akan terwujud ketika kita memilih melihat sesama sebagai saudara, bukan lawan. Semoga semua makhluk berbahagia,” pungkasnya.(01)