Darmaningtyas Rekomendasikan Hapus Seleksi Jalur Mandiri PTN, Ini Alasannya 

Darmaningtyas Rekomendasikan Hapus Seleksi Jalur Mandiri PTN, Ini Alasannya 
Pengamat Pendidikan Darmaningtyas (kiri) saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (31/7/2024). (Foto:Forent SP)

“Selama PMB melalui jalur mandiri itu masih dipertahankan, selama itu pula celah untuk melakukan korupsi di dunia pendidikan tinggi, terutama saat PMB, amat besar.”

JARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pengamat Pendidikan Darmaningtyas angkat bicara soal dugaan kecurangan peserta Seleksi Masuk Universitas Indonesia (Simak UI) yang viral di media sosial. Menyikapi hal itu, kritikus pendidikan dan penulis ini merekomendasikan penghapusan Seleksi Jalur Mandiri Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.

Kemenkumham Bali

“Penerimaan mahasiswa baru PTN lewat jalur mandiri sudah seharusnya dievaluasi secara serius,” ujar Darmaningtyas kepada awak media dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/7/2024) sore.

Darmaningtyas menyatakan penerimaan mahasiswa baru (PMB) jalur mandiri di PTN tidak masalah untuk dihapus. Menurutnya, dua jalur seleksi secara nasional (SNMPTN dan SBMPTN) sudah memadai dan lebih obyektif.

“Pembayaran kuliah tetap bisa mengacu pada UKT yang levelnya ditetapkan dari terendah sampai tertinggi sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa,” katanya.

Darmaningtyas berpandangan, penerimaan mahasiswa ini, meskipun dikatakan tetap mengutamakan kemampuan akademik, tetap saja di jalur mandiri itu lebih mengutamakan calon mahasiswa yang sanggup membayar uang pangkal lebih tinggi.

“Memang ada dari calon mahasiswa tidak mampu, tapi jumlahnya cuma sedikit. Jalur mandiri lebih membuka ruang untuk kelompok kaya. Inilah cara mudah untuk komersialisasi pendidikan,” kata kritikus pendidikan kelahiran Yogyakarta itu.

Darmaningtyas mengatakan, kesempatan korupsi itu sekarang terbuka lebar melalui PMB jalur mandiri yang diduga sejak awal dirancang sebagai media berdasarkan kemampuan membayar calon mahasiswa.

Darmaningtyas juga mengusulkan agar ayat RUU Pendidikan yang mengatur PMB melalui jalur mandiri ini dihapus.

“Selama PMB melalui jalur mandiri itu masih dipertahankan, selama itu pula celah untuk melakukan korupsi di dunia pendidikan tinggi, terutama saat PMB, amat besar,” kata pakar pendidikan nasional yang pernah menjadi guru honorer di SMP Binamuda dan SMA Muhammadiyah Panggang, Gunungkidul pada tahun 1982 itu.

Darmaningtyas berkeyakinan, kalau mau menghilangkan celah korupsi di PTN, program PMB jalur mandiri itu mutlak harus dihapuskan.

“Itulah sumber korupsi yang paling mudah dimainkan oleh para pemimpin di PTN,” tandasnya.

Darmaningtyas juga menyoroti respons Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke dua perguruan tinggi di Jawa Tengah dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada Selasa (30/7/2024) lalu.

“Saya menyarankan agar seluruh pelaku pendidikan, baik itu di level pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi, agar lebih mengutamakan kualitas pendidikan, bukan malah lebih melakukan kapitalisasi pendidikan,” ucapnya.

Bagaimanapun, lanjutnya, jalur mandiri PTN adalah bagian dari proses kapitalisasi pendidikan. Hikmahnya, fenomena buruk artifisial intelijen atau AI dalam ujian masuk PTN ini telah membuat beberapa sekolah unggul di Indonesia melakukan upaya investigasi yang menyeluruh tentang duduk perkara masalah

“AI ini, khususnya terhadap siswa-siswinya sendiri. Harapannya, berbagai sekolah unggul di Jabodetabek dan Indonesia seluruhnya akan terus berkomitmen untuk menjunjung tinggi kejujuran, disiplin, tanggungjawab, bagi proses pendidikan yang berkeadilan sosial di seluruh Indonesia,” harap lulusan Sarjana Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.

Simak UI

Diketahui pada akhir Juli 2024 ini, media sosial X diramaikan dengan dugaan kecurangan peserta Seleksi Masuk Universitas Indonesia (Simak UI) yang dilaksanakan secara daring. Ada peserta yang diduga menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengerjakan soal.

Pembicaraan itu muncul usai sejumlah warganet mendapati foto tangkapan layar yang menampilkan wajah peserta, lengkap dengan nama dan soal ujian di laman studyx.ai.

Netizen di media sosial X pun ramai mengkritisi calon mahasiswa baru (camaba) tersebut. Mereka menilai bahwa perbuatan itu tidak adil dan berharap pihak universitas bisa mendiskualifikasi kelolosan camaba yang menggunakan AI itu.

Darmaningtyas menyadari, studyx.ai ini merupakan laman yang kerap digunakan oleh pelajar untuk bertanya kepada sesama pengguna atau AI untuk memecahkan sebuah soal.

StudyX sendiri merupakan aplikasi berbasis AI yang berfungsi membantu dalam mengerjakan soal pelajaran. Platform ini didukung oleh teknologi GPT-4, GPT-4 Turbo, Bard, dan model AI lainnya.

StudyX mencatat telah memiliki 200 ribu pengguna, 500 ahli, 30 teman AI, dan 74 juta jawaban komunitas, termasuk The University of Chicago, Berkeley University of California, The university of Manchester, dan London School of Economics and Political Science.

Terkait hal ini, UI sedang menelusuri dugaan viral tentang sosok pendaftar yang lolos SIMAK UI yang diduga menggunakan AI.

Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia menyatakan bahwa viralnya dugaan tersebut masuk ke dalam monitoring media pihaknya.(tim)

BACA JUGA  Proses Penerimaan Mahasiswa Baru Diharapkan Lebih Baik Lagi