“Indonesia lahir dari keberagaman dan gotong royong. Kerusuhan bukanlah jalan keluar. Saatnya kita kembali menegakkan semangat persatuan lebih kuat daripada provokasi, lebih kokoh daripada perbedaan, dan lebih luhur daripada kebencian.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Menyikapi meningkatnya eskalasi sosial di berbagai kota besar, organisasi kebangsaan Dharmapala Nusantara – Forum Aktivis Buddhis Bersatu (FABB) menyampaikan pernyataan sikap tegas dan menyerukan penghentian segala bentuk kekerasan.
Dharmapala Nusantara – FABB menyoroti aksi demonstrasi yang terjadi di Jakarta, Makassar, Medan, Jambi, Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, hingga Bandung, yang telah berkembang dari ekspresi demokrasi menjadi bentrokan dan kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa.
Salah satu korban, Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol), menjadi simbol kegelisahan masyarakat sipil.
“Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Kehilangan ini harus menjadi peringatan keras bagi kita semua: jangan sampai ada korban berikutnya. Hentikan semua bentuk kekerasan,” ujar Ketua Umum Dharmapala Nusantara – FABB, Kevin Wu dalam pernyataan tertulis, Minggu (31/8/2025).
Pihaknya juga menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Menurutnya, kehilangan ini harus menjadi peringatan keras bagi kita semua.
“Jangan sampai ada korban berikutnya. Hentikan semua bentuk kekerasan,” tegas Kevin Wu.
Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi semangat kebhinekaan dan persatuan, Dharmapala Nusantara – FABB menyampaikan sembilan poin pernyataan sikap.
Berikut 9 Pernyataan Sikap Dharmapala Nusantara – FABB:
1. Mendukung Disahkannya RUU Perampasan Aset Koruptor menjadi undang-undang sebagai instrumen pemulihan aset negara dan penegakan hukum antikorupsi yang efektif. Proses pembahasan UU harus cepat, transparan, dan melibatkan masyarakat sipil, akademisi, dan aktivis prodemokrasi.
2. Batalkan Kenaikan PBB dan kebijakan lainnya yang membebani masyarakat, terutama di daerah. Tingkatkan subsidi dan jaring pengaman sosial untuk rakyat kecil dan UMKM.
3. Tegakkan Akuntabilitas Publik. Transparan dalam pengajuan anggaran, tunjangan, dan pengelolaan keuangan negara untuk mengembalikan kepercayaan publik.
4. Demokrasi Harus Dihormati, Namun Jangan Anarkis. Kami mendukung hak masyarakat untuk menyampaikan kritik dan aspirasi sebagai bentuk koreksi bagi pemerintah, namun bila aksi berubah menjadi anarkis, merusak fasilitas umum, dan bahkan membuat rakyat melawan rakyat, maka itu sudah melenceng dari tujuan perjuangan. Luka baru sesama anak bangsa hanya akan memperdalam perpecahan.
5. Tokoh Agama dan FKUB. Kami mengajak semua pemimpin agama, FKUB, dan rumah ibadah untuk aktif menjaga kamtibmas di wilayah masing-masing, menjadi pusat pendingin suasana, dan menanamkan kedamaian di hati umat.
6. Bijak Bermedsos. Kami mengajak masyarakat jangan sebarkan hoaks, ujaran kebencian, atau provokasi di WhatsApp dan media sosial. Mari gunakan medsos untuk menenangkan, bukan menyalakan api.
7. Pemerintahan dan Aparat Keamanan untuk bertindak tegas, adil, dan humanis dalam menjaga ketertiban, serta memastikan keselamatan rakyat adalah prioritas utama.
8. Elit Politik dan Tokoh Masyarakat. Jangan ada yang menunggangi penderitaan rakyat demi kepentingan politik sempit. Saatnya semua pihak mengambil tanggung jawab moral untuk meredam, bukan memperkeruh keadaan.
9. Solidaritas Sosial . Umat beragama khususnya, dan seluruh anak bangsa, mari saling menjaga lingkungan sekitar, melindungi tempat ibadah, serta membantu sesama yang terdampak dengan semangat welas asih dan gotong royong.
“Indonesia lahir dari keberagaman dan gotong royong. Kerusuhan bukanlah jalan keluar. Saatnya kita kembali menegakkan semangat persatuan lebih kuat daripada provokasi, lebih kokoh daripada perbedaan, dan lebih luhur daripada kebencian,” pungkas Kevin Wu.
Dharmapala Nusantara – FABB menegaskan, kekerasan hanya akan menjauhkan bangsa dari cita-cita keadilan dan kemanusiaan. Saatnya semua pihak bersatu demi Indonesia yang damai, adil, dan bermartabat.(01)