Tri Indroyono
Berita  

DPR Apresiasi Kolaborasi Unair, TNI, BIN dan Polri Soal Penelitian Obat Covid-19

Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) menerima hasil uji klinis tahap tiga obat baru penanganan pasien COVID-19 dari Rektor Unair Mohammad Nasih di Mabes AD, Jakarta, Sabtu (15/8/2020)/Antara

Jakarta, SudutPandang.id – Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid mengapresiasi kolaborasi antara Universitas Airlangga (Unair), TNI-AD, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri. Keempat lembaga tersebut mengklaim telah menyelesaikan penelitian obat baru Covid-19.

Menurut Meutya, ini adalah temuan pertama di dunia dan menjadi kado indah HUT RI ke 75.

Kemenkumham Bali

“Dua hari lagi kita akan memperingati HUT RI ke-75 dan hari ini saya hadir bersama teman Komisi I Pak Sukamta dan Pak Bobby. Pertama kami terharu melihat hasil karya anak bangsa yang insya Allah menjadi salah satu obat covid temuan pertama di dunia,” katanya dalam acara penyerahan hasil uji klinis fase 3 di Mabesad, Jakarta, Sabtu (15/8/2020).

BACA JUGA  Mal Hingga Restoran di Wilayah PPKM Level 2 Bisa Buka Sampai Pukul 22.00

Meutia mengatakan, ini adalah kesungguhan seluruh stakeholder untuk Tanah Air dalam memerangi virus asal Wuhan, China ini.

“Pak Rektor dari Unair (Mohammad Nasih) dan dr Purwati. Juga teman-teman IDI, saya rasa ini saatnya kita bersama-sama sebagai Komisi I kami tentu mendukung mitra kerja kami TNI AD dan juga BIN, tentu meskipun tidak mitra, tentu juga mitra erat dari mitra kami, kepolisian RI yang juga hadir. Ini karya anak bangsa yang selain kita apresiasi perlu kita dukung, dan beri kesempatan,” paparnya.

Uji Klinis Anti Covid-19

Di tempat yang sama, Sestama BIN, Komjen Pol Bambang Sunarwibowo menerima secara simbolis uji klinis anti Covid-19. Menurutnya, hal ini dilatarbelakangi bahwa perkembangan Covid-19 berdampak pada tidak hanya kondisi ekonomi, sosial di Indonesia juga di dunia.

BACA JUGA  Gempa Guncang Garut, Getarannya Terasa sampai Jakarta

“Hal yang paling penting bagaimana bisa menemukan obat dan vaksinnya, dalam kaitan pencegahan dengan vaksin dan dengan penyembuhan kaitan dengan obat,” katanya.

Oleh karena itu, jelasnya, BIN bekerja sama dengan Eijkmen dan proses penemuan vaksin ini membutuhkan waktu dengan proses penelitian yang benar.

“Sedangkan kaitan dengan obat ini sendiri, kami bekerja sama dengan Unair sebagai inisiasi melakukan kerjasama agar bisa segera menemukan obat ini agar diharapkan adanya penurunan angka kematian daripada Covid-19,” ujar Bambang.(bmg)

Tinggalkan Balasan