ATAMBUA-NTT, SUDUTPANDANG.ID -Imigrasi dan Pemasyarakatan Atambua menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan ketahanan pangan di kawasan perbatasan Indonesia – Timor Leste. Hal ini terlihat dari kunjungan Staf Ahli Menteri Bidang Kerja Sama Antar Lembaga Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Anggiat Napitupulu, ke Lapas Kelas IIB Atambua yang disertai panen raya kangkung serta penebaran bibit ikan lele sebagai simbol kemandirian dan keberlanjutan pangan pada Selasa (16/9).
Dalam sambutannya, Anggiat menekankan pentingnya menjaga kemandirian pangan dari wilayah perbatasan.
“Ketahanan pangan adalah isu strategis bangsa ini. Dari perbatasan, kita membuktikan bahwa Imigrasi dan Pemasyarakatan tidak hanya menjaga batas negara, tetapi juga ikut menanam, memanen, dan menebar kehidupan. Apa yang saya lihat hari ini di Atambua adalah bentuk nyata pengabdian yang memberi harapan,” ujarnya.
Kegiatan sederhana namun sarat makna tersebut memperlihatkan sinergi antarunit di bawah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan yang mampu menghadirkan program berdampak langsung bagi masyarakat. Panen kangkung menjadi lambang kemandirian, sedangkan penebaran bibit lele mencerminkan investasi keberlanjutan untuk memastikan pangan tetap tersedia di masa depan.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua, Putu Agus Eka Putra, menegaskan bahwa kunjungan pejabat pusat membawa dorongan semangat baru dalam menggerakkan program ketahanan pangan.
“Kehadiran Staf Ahli Menteri, Bapak Anggiat Napitupulu, hari ini adalah bentuk dukungan nyata bagi kerja keras kami di lapangan. Imigrasi Atambua bersama Lapas Atambua berkomitmen bahwa pelayanan dan pengabdian harus berjalan beriringan. Panen dan penebaran bibit ini adalah bukti kecil dari kerja besar ketahanan pangan yang sedang kami bangun,” katanya.
Hal senada disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi NTT, Arvin Gumilang, yang menilai kegiatan tersebut sebagai tonggak penting dalam memperkuat ketahanan pangan di perbatasan.
“Sinergi ini bukan hanya soal pangan, tetapi tentang memperlihatkan wajah baru Imigrasi dan Pemasyarakatan di perbatasan.
Kehadiran Staf Ahli Menteri Anggiat Napitupulu menandakan bahwa apa yang kita lakukan di Atambua mendapat perhatian, bahkan bisa menjadi inspirasi bagi penguatan ketahanan pangan di daerah lain,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman, menggarisbawahi makna strategis kunjungan tersebut terhadap pembangunan nasional.
“Kunjungan Staf Ahli Menteri, Bapak Angiat Napitupulu, ke Atambua hari ini menunjukkan bahwa pemerintah pusat menaruh perhatian serius pada perbatasan. Imigrasi dan Pemasyarakatan tidak hanya bertugas menjaga kedaulatan, tetapi juga hadir sebagai motor pembangunan. Dari kangkung dan lele, kita mengirimkan pesan bahwa kemandirian dan ketahanan pangan bangsa dimulai dari akar perbatasan,” tuturnya.
Kegiatan di Lapas Kelas IIB Atambua ini menegaskan bahwa perbatasan bukan sekadar garis pemisah negara, melainkan ruang hidup, ruang inovasi, dan ruang kolaborasi.
Kehadiran Staf Ahli Menteri Anggiat Napitupulu meneguhkan langkah Imigrasi Atambua dan Lapas Atambua bahwa pengabdian di wilayah perbatasan memiliki gema luas Indonesia yang kuat dan berdaulat dalam ketahanan pangan berawal dari pinggiran negeri.(One/01)