Opini  

Kejahatan Zionis Yahudi Saat Ini, Bukti Kebenaran Al-Qur’an

Kejahatan Zionis Yahudi Saat Ini, Bukti Kebenaran Al-Qur’an
Imaam Yakhsyallah Mansur (Foto: Dok. pribadi)

“Semoga umat Islam segera bersatu dan bersama masyarakat dunia mampu menghentikan kekejaman Zionis Yahudi di bumi Palestina, sehingga terwujud pula kedamaian di negeri-negeri lainnya.”

Oleh Imaam Yahksyallah Mansur

Kemenkumham Bali

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Orang Yahudi berkata, tangan Allah terbelenggu (kikir). Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu. Mereka dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan. Sebaliknya, kedua tangan-Nya terbuka (Maha Pemurah). Dia memberi rezeki kepada siapapun yang Dia kehendaki. (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, pasti akan menambah kedurhakaan dan kekufuran bagi kebanyakan mereka. Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap kali mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Maidah [5]: 64)

Dalam prespektif kajian tafsir kontemporer, ayat di atas menjelaskan tentang lima hukuman berat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kaum Yahudi, disebabkan karena kedurhakaan mereka.

Kelima hukuman itu adalah: pertama, mereka sangat kikir, tidak mau mengeluarkan harta, kecuali ada keuntungan yang mereka dapatkan. Kedua, semakin banyak ayat yang turun kepada Rasulullah Shallallahu ‘alihi Wasallam, mereka akan semakin bertambah kekafirannya.
Ketiga, sesama Yahudi akan terus saling bermusuhan satu dengan lainnya. Keempat, mereka akan selalu mengobarkan peperangan, dan kelima, mereka akan terus berbuat kerusakan di muka bumi.

Jadi, apa yang kita saksikan saat ini tentang tindak kejahatan dan berbagai kedzaliman Zionis Yahudi yang menimbulkan berbagai penderitaan bagi bangsa Palestina, itu semua bukanlah bentuk kemenangan, melainkan adalah bentuk hukuman yang diberikan Allah Ta’ala kepada bangsa Yahudi.

Imam Al-Qurtubi Rahimahullah menegaskan, ayat di atas merupakan janji Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa makar orang Yahudi yang ingin menguasai dan menghancurkan dunia pasti akan gagal.

Hubungan Zionisme dengan Yahudi

Zionis adalah sebuah gerakan politik yang dilakukan oleh bangsa Yahudi untuk menciptakan berdirinya sebuah negara bernama Israel. Tujuannya adalah untuk memberikan tempat bagi bangsa Yahudi dan orang-orang yang mendukung gerakannya.

Gerakan Zionis diklaim sebagai jalan keluar atas berbagai penindasan dan penganiayaan terhadap bangsa Yahudi di berbagai tempat, terutama di Eropa. Inisiator gerakan Zionis adalah seorang Yahudi berkebangsaan Hungaria bernama Theodor Herzl (1860-1904 M).

Pada akhir abad ke-19, Herzl menginisiasi ide bahwa bangsa Yahudi harus memiliki negara di wilayah Palestina. Puncak dari gerakan Zionis terjadi pada tahun 1948 ketika mereka memproklamirkan negara Israel secara sepihak. Hal itu kemudian menjadi sumber konflik berkepanjangan di kawasan Arab dan sekitarnya.

Taktik penjajahan yang dilakukan Zionis Israel dalam menguasai Palestina adalah dengan melakukan pengusiran paksa, perampasan tanah dan properti, pembunuhan dan agresi militer terhadap warga Palestina.

Penjajahan terhadap rakyat Palestina sudah dilakukan sejak 1948 silam, yakni dengan terjadinya tragedi pengusiran (Nakbah) pada 15 Mei 1948. Hingga hari ini, penjajahan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina terus berlanjut.

Kini, masyarakat dunia dapat melihat fakta-fakta kekejaman Zionis Yahudi melalui berbagai pemberitaan media massa, melalui penuturan para aktifis, dan sederet bukti-bukti penjajahan lainnya.

Ideologi Zionis didasarkan pada Kitab Talmud dan Protocols of Zion. Isinya menegaskan bahwa bangsa Yahudi merupakan bangsa pilihan Tuhan (The choosen nation). Salah satu ajaran sesat dalam Protokol Zionis adalah keyakinan mereka, bahwa selain dari suku dan ras Yahudi, maka dianggap sebagai binatang (ghoyim) yang boleh disiksa, dirampas hartanya, bahkan dibunuh.

Pada tahun 1975, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 3379 yang menyatakan gerakan Zionis adalah bentuk rasisme. Resolusi tersebut disetujui oleh suara mayoritas negara-negara anggota PBB.

Jadi, Zionis yang saat ini ada dan menjajah wilayah Palestina adalah manifestasi dari kaum Yahudi yang berpandangan ekstrem. Mereka melakukan kerusakan di bumi, melanggar perjanjian dan tidak memperdulikan nilai-nilai kemanusiaan dan HAM.

Meski demikian, ada juga kelompok Yahudi yang tidak setuju dan menentang Zionisme. Di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa, ada kelompok Yahudi bernama Naturei Carta yang menentang keberadaan Zionisme dan pendirian negara Israel di tanah bangsa Palestina.

Tujuan Tersembunyi Pendirian Negara Israel

Klaim Zionis Yahudi yang menjadikan tanah Palestina sebagai rumah mereka adalah klaim palsu. Tujuan utama mereka bukan sekadar menjajah Palestina, tetapi menguasai dunia, dimulai dari jantungnya, yakni wilayah Palestina.

Palestina disebut jantungnya dunia karena wilayah itu sangat strategis. Secara geografis, Palestina merupakan tempat persimpangan tiga benua, yaitu Eropa, Asia dan Afrika. Secara historis, wilayah tersebut merupakan pusat peradaban dan budaya, dibuktikan dengan diutusnya banyak nabi dan rasul di tempat itu.

Inggris pernah menawarkan wilayah jajahannya di Uganda dan Argentina untuk dijadikan sebagai rumah nasional bagi Yahudi. Namun para tokoh Zionis menolaknya. Mereka memilih tanah Palestina karena mengetahui betul bahwa wilayah itu merupakan jantung dunia (The heart island). Berdasarkan catatan sejarah, siapa yang menguasai Palestina, mereka akan menguasai dunia.

Maka, untuk mendapatkan dan melanggengkan keberadaan Zionis Yahudi di wilayah Palestina, mereka merancang berbagai propaganda dengan menghalalkan berbagai cara. Semua hal keji mereka lakukan demi mencapai tujuannya, mendapatkan tanah Palestina dan menguasai dunia.

Tidaklah ada kerusakan besar di dunia, sejak zaman dahulu hingga saat ini, kecuali melibatkan Yahudi dan Zionis. Dalam konteks kontemporer, dunia pernah mengalami dua kali peperangan besar, disebut dengan Perang Dunia I (1914 hingga 1918) dan II (1939 hingga 1945). Keduanya dirancang oleh Zionis Yahudi demi mendapatkan tanah Palestina.

Dunia pernah mengalami krisis ekonomi beberapa kali, antara lain krisis pada tahun 1980, 1998 dan 2008. Beberapa pakar menyebut, tokoh Zionis Yahudi George Soros-lah pelakunya. Ia bersama Yahudi lainnya membuat konspirasi dengan memonopoli mata uang dunia (USD) agar perekonomian negara-negara berkembang porak-poranda.

Beberapa tahun silam, terjadi pandemi Covid 19. Puluhan juta nyawa melayang, hampir semua negara di dunia merasakan dampak kerugiannya. Politisi AS, Robert F Kennedy Jr menyebut, pandemi tersebut merupakan bagian dari strategi Zionis untuk menghancurkan kehidupan umat manusia. Klaim tersebut tentu menjadi kontoversi di kalangan para elit dunia.

Hingga saat ini Zionis Yahudi tetap dengan watak dan sifat buruknya, yakni suka melanggar janji-janji yang telah mereka sepakati. Dari data resolusi-resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB (UN Security Council) total sudah 188 resolusi tentang Israel-Palestina. Semuanya mereka abaikan.

Resolusi terakhir pada 15 November 2023 tentang seruan gencatan senjata dan akses bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Hal itu sama sekali tidak diindahkan Zionis dengan berbagai alasan. Israel menuntut negara lain mematuhi resolusi, sementara mereka sendiri mengabaikannya.

Masyarakat internasional, terutama para pemimpin dunia, seharusnya sadar bahwa Zionis akan selalu melanggar perjanjian. Mereka tidak akan mematuhi berbagai resolusi dan perjanjian gencatan senjata karena memang watak aslinya mereka yang selalu melanggar janji.

Kehancuran Zionis Yahudi

Mengenai kapan pastinya kehancuran Zionis Israel, para ulama dan ilmuwan berbeda pandangan. Tetapi yang pasti benar adalah, apabila suatu bangsa melakukan berbagai tindakan kerusakan di muka bumi, pasti mereka akan hancur dan binasa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS Al-Isra [17]: 16)

Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan ayat di atas, yaitu jika para pemimpin suatu negeri melakukan kedurhakaan kepada Allah Ta’ala dengan berbuat kerusakan di muka bumi, dan mereka sudah diperingatkan, namun mengacuhkannya, maka Dia akan segera menghancurkan negeri tersebut.

Beberapa indikasi kehancuran Zionis Yahudi saat ini bisa dilihat dari beberapa fenomena, sebagaimana disebutkan oleh ilmuwan berkebangsaan Yahudi, Guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Studi Internasional Universitas Exeter, Inggris, bernama Ilan Pape, sebagai berikut:

Pertama, perpecahan internal antara orang-orang Yahudi sekuler dan religius di Israel sebelum serangan 7 Oktober 2023 lalu. Pappe mengatakan, masyarakat sekuler yang sebagian besar adalah orang Yahudi Eropa, berkeinginan terus menindas Palestina dengan cara apa pun, demi mengejar kehidupan yang liberal dan bebas.

Sementara itu komunitas yang beraliran teologis ingin mengubah Israel menjadi rezim yang religius, berdasarkan ajaran Yudaisme, dan eksklusif. Kedua kelompok itu masing-masing memiliki basis massa yang besar dan saat ini terpolarisasi menjadi dua kutub yang berseberangan. Potensi gesekan di antara kedua masa sangat besar karena perbedaan pandangan dan garis kebijakan.

Kedua, dukungan dari seluruh dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap isu Palestina. Mereka terilhami dari perjuangan melawan apartheid di Afrika Selatan dengan membuat gerakan boikot, divestasi dan sanksi terhadap Israel dan para pendukungnya.

Aksi demonstrasi di berbagai universitas ternama terus mengguncang Amerika Serikat dan Eropa. Banyak warga ikut turun ke jalan demi untuk menyuarakan pembelaan terhadap Palestina yang terjajah.

Ketiga, dalam bidang perekonomian, ada kesenjangan kelas yang tajam di dalam negeri Israel. Setiap tahun, angka kesenjangan terus meningkat sehingga sangat berisiko mengalami kemiskinan ekstrem, ditambah dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perang setelah tanggal 7 Oktober, sementara bantuan AS tidak menjamin akan terus dapat dikucurkan.

Keempat, ketidakmampuan tentara Israel mempertahankan wilayah selatan dan utara. Setidaknya sebanyak 120.000 orang telah melarikan diri dari wilayah pendudukan bagian utara yang kesemuanya adalah orang Yahudi dari Galilea.

Sementara itu, semakin banyak remaja Israel yang menjadi korban tewas dan tersandera dalam perang di Gaza. Keluarga mereka menuntut gencatan senjata permanen dengan Palestina, tetapi kabinet Netanyahu bersikeras melanjutkan peperangan.

Kelima, semakin banyaknya generasi baru Yahudi, khususnya yang tinggal di AS tidak setuju dengan gagasan generasi tua yang menganggap bahwa negara Israel akan dapat melindungi mereka dari genosida atau gelombang anti-Yahudi. Saat ini sejumlah besar generasi baru Yahudi bahkan telah bergabung dengan gerakan solidaritas terhadap Palestina.

Terlepas dari sejumlah fenomena kehancuran Zionis Yahudi di atas, kaum Muslimin khususnya dan komunitas internasional hendaknya tidak menunggu dengan berpangku tangan. Tetapi, bersama umat lainnya hendaknya menggalang persatuan, membangun persaudaraan, saling bekerja sama, mengamalkan perintah Allah Ta’ala untuk hidup berjama’ah agar Dia menurunkan pertolongan-Nya sehingga kejahatan Zionis Yahudi tidak terus berlanjut.

Semoga umat Islam segera bersatu dan bersama masyarakat dunia mampu menghentikan kekejaman Zionis Yahudi di bumi Palestina, sehingga terwujud pula kedamaian di negeri-negeri lainnya.

*Imaam Yahksyallah Mansur adalah Pimpinan Jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah Indonesia

BACA JUGA  Olimpiade Quran Tingkat Sumatera Utara di Kampus UNA Resmi Dibuka