KAUR-BENGKULU, SUDUTPANDANG.ID – Sejumlah warga Desa Pasar Baru, Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan asap pembakaran batok kelapa. Mereka berharap Pemerintah Desa (Pemdes) Pasar Baru segera bertindak. Pasalnya, mereka sudah tidak tahan dengan asap pembakaran produksi arang dari batok kelapa tersebut.
“Asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut masuk ke rumah-rumah warga dan menyebabkan mereka sesak, batuk, dan iritasi mata,” kata Doni, salah satu warga terdampak asap, dalam keterangannya Senin (19/2/2024).
Doni mengaku sangat terganggu dengan aktivitas produksi arang tetangganya, terlebih ia memiliki istri yang baru melahirkan.
“Pembakaran batok kelapa yang dilakukan oleh tetangga saya sudah berlangsung sejak lama, sangat mengganggu kenyamanan dan kesehatan keluarga saya.
Ia pun sudah melaporkan hal tersebut ke pemdes dan polsek setempat, namun belum ada tindak lanjut yang memuaskan. Ia berharap pihak berwajib segera menyelesaikan masalah ini dan memberikan solusi bagi warganya.
“Kami sangat terganggu dengan aktivitas pembakaran patok kelapa ini. Asapnya masuk ke rumah kami dan membuat kami sulit bernafas, apalagi saya punya istri yang baru lahiran dan anak yang masih bayi. Kami khawatir kesehatan kami akan terancam. Kami sudah melapor ke pemerintahan desa dan polsek, tapi sampai sekarang belum ada tindakan. Kami minta pihak berwajib segera menangani hal ini dan memberikan solusi bagi kami,” harapnya.
Doni menilai tetangganya tidak memperhatikan dampak lingkungan dan kesehatan dari pembakaran tersebut yang hanya mementingkan keuntungan pribadi.
“Kami berharap ada sanksi tegas bagi pelaku pembakaran patok kelapa yang merugikan warga lain. Kami tahu tetangga kami itu membuat arang dari patok kelapa dan menjualnya. Tapi mereka tidak peduli dengan dampaknya bagi lingkungan dan kesehatan kami. Mereka hanya cari untung sendiri. Kami harap ada sanksi tegas bagi mereka yang melakukan pembakaran patok kelapa ini. Jangan sampai ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi karena kami sudah sangat muak dengan hal ini,” harap Doni.
Sementara itu, Kepala Desa Pasar Baru, Medi Apriansah, menurut pengakuan Doni sudah mengetahui adanya laporan dari warga terkait aktivitas pembakaran batok kelapa.
“Katanya akan segera menindak lanjuti hal tersebut, akan tetapi sudah hampir 5 bulan belum juga ada tindaklanjuti dari Pemdes Pasar Baru, sehingga menimbulkan tanda tanya atas apa yang dilakukan oleh pemdes terkait, bahkan pihak Polsek Kaur Selatan sudah kami melapor, akan tetapi belum juga ada kejelasan,” ungkap Doni.
Doni menyarankan pembakaran batok kelapa harus dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan masyarakat. Beberapa cara tersebut antara lain menggunakan tungku yang tertutup rapat dan dilengkapi dengan alat pengendali emisi, memilih lokasi yang jauh dari pemukiman dan lahan pertanian.
“Bisa mengatur waktu pembakaran yang sesuai dengan kondisi cuaca. Selain itu, perlu ada pengawasan dan regulasi dari pemerintah terkait aktivitas pembakaran batok kelapa ini, agar tidak merugikan lingkungan dan kesehatan masyarakat,” katanya.
Terkait permasalahan tersebut, Kepala Desa Pasar Baru Medi Apriansah dan pemilik produksi arang batok kelapa belum dapat dikonfirmasi.(tim)