Kesepakatan Sponsor Dengan Timnas Sepak Bola Israel Diakhiri Puma

Gerakan boikot Israel (BDS) meluncurkan sebuah kampanye baru untuk memboikot perusahaan perlengkapan olah raga dunia, Puma. Perusahaan tersebut disinyalir menjadi sponsor Asosiasi Sepak Bola Israel. FOTO: suarapalestina.com

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Kesepakatan sponsor dengan tim nasional (timnas) sepak bola Israel bakal segera diakhiri oleh Produsen pakaian olahraga asal Jerman, Puma, demikian pengumuman yang disampaikan pada Selasa (12/12/2023).

Dalam pernyataan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (13/12), disebutkan meski demikian, namun Puma menyatakan bahwa keputusan itu telah diambil sebelum meletusnya konflik bersenjata terkini di Gaza, Palestina.

Kemenkumham Bali

Setelah melakukan tinjauan strategi pada akhir 2022, Puma akan menghentikan penyediaan seragam untuk timnas Israel mulai tahun depan (2024).

“Ketika ada dua tim nasional yang baru saja menandatangani kontrak – termasuk tim baru – akan diumumkan lebih lanjut pada tahun ini dan 2024, kontrak dengan beberapa federasi seperti Serbia dan Israel akan berakhir pada tahun 2024,” kata juru bicara perusahaan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP.

BACA JUGA  DCIP Ungkap Serangan Israel Sudah Tewaskan 1.661 Anak di Gaza

“Keputusan ini diambil pada tahun 2022 sesuai dengan jadwal biasa untuk desain dan pengembangan kaus tim,” lanjut juru bicara tersebut.

Kesepakatan dengan Israel, yang ditandatangani pada 2018, memicu ajakan untuk memboikot jenama pakaian olahraga tersebut.

Para aktivis mengklaim bahwa Puma mendukung pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat melalui kesepakatan dengan Federasi Sepak Bola Israel.

Pada Oktober, pecahlah perang antara Israel dan organisasi Hamas di Gaza, yang memperkuat seruan-seruan sebelumnya untuk memboikot produk yang mendukung Israel.

Perang dimulai ketika militan Hamas dari Jalur Gaza melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober.

Israel meresponsnya dengan memulai serangan-serangan bom serta serangan darat di Gaza, yang telah menewaskan setidaknya 18.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas. (02/Ant)

BACA JUGA  Gempa Bumi Berkekuatan M 6,7 Guncang Pulau Karatung Sulut