Jakarta, Sudutpandang.id – Olahraga bukan hanya tentang suatu kegiatan yang membuat tubuh pegiatnya bugar. Pegiatnya bahkan bisa memiliki jiwa yang kuat, sebagaimana mens sana in corpore sano (dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat).
Tak cukup itu, prestasi dapat membuat bendera Merah Putih dikibarkan bersamaan dengan berkumandangnya Lagu Indonesia Raya. Prestasi tersebut dihasilkan karena persatuan dan kolaborasi suatu bangsa mengantar atlet meraih prestasi.
Sederhana kata menurut Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman, “Bicara Olahraga, Bicara Merah Putih, Olahraga Pemersatu Bangsa”.
Sejatinya suatu bangsa bersatu membela negara melalui olahraga prestasi. Di masa damai, bendera Merah Putih dapat berkibar di kancah dunia hanya karena prestasi atlet, selain kegiatan kenegaraan. Di samping butuh persatuan, olahraga memiliki sifat mempersatukan.
“Olahraga ini, suatu dunia yang pada saat kita berkumpul bersama, kita ke sampingkan perbedaan. Olahraga adalah potensi besar mempersatukan bangsa kita,” kata Marciano.
Hal tersebut menjadi topik utama diskusi Ketum KONI Pusat saat menerima audiensi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, yang didampingi Wakil Dekan II Dwi Ardhanariswari Sundrijo, Ph.D dan Manajer Ventura Ricky Sutjipto.
Dekan FISIP UI memandang penting olahraga, baik untuk gaya hidup (Lifestyle) maupun prestasi. “Kami di FISIP UI memiliki konteks sosial politik, bagaimana membangun masyarakat yang punya attachment dengan olahraga, baik Lifestyle dan prestasi,” terangnya.
Diterangkan juga bahwa penting membangun infrastruktur sosial untuk olahraga Indonesia yang bertujuan mendorong potensi olahraga Indonesia lebih maksimal. Infrastruktur sosial dikaitkan dengan potensi fasilitas yang ada, komunitas atau organisasi yang ada, dan olahraga, dapat terhubung menjadi suatu kegiatan atau bahkan gaya hidup olahraga.
Apabila sudah menjadi gaya hidup, maka diikuti dengan munculnya profesi yang menjanjikan.
Sport Tourism dan Sport Industry juga memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat sekitar. Hal tersebut perlu dikembangkan demi mendongkrak kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Bicara olahraga juga berkaitan dengan pembentukan karakter bangsa. Dwi Ardhanariswari Sundrijo yang akrab disapa Riris melihat adanya fenomena pada generasi muda yang berpikir individualis dan tidak merasa sebagai ‘Anak Bangsa’.
“Di sisi lain kita kembangkan olahraga (berkelompok), untuk membangun kesadaran Bangsa dan Tanah Air Indonesia,” terang Riris berharap generasi muda sadar sebagai bagian dari kelompok, Bangsa Indonesia.
Ketum KONI Pusat juga menerangkan bahwa karakter bangsa dapat dipengaruhi olahraga. “Peran olahraga dalam pembangunan karakter sangat kuat, seperti membangun SDM yang kompetitif, sportif, tidak cepat puas dengan hasil yang diraih, disiplin, taat pada aturan dan sebagainya,” tegasnya.
“Dimanapun kita berada, kita harus bermanfaat untuk Indonesia,” sambung Marciano menekankan pentingnya kolaborasi.
“Anak-anak kita, jiwa nasionalismenya harus dibangun, oleh karenanya, mahasiswa/i begitu lulus, mereka harus jadi orang yang bisa bertanggung jawab sebagai membangun Bangsa Indonesia,” pesan Marciano.
Pada kesempatan tersebut, Dekan FISIP UI berharap Ketum KONI Pusat dapat menjadi narasumber Kuliah Umum di Kampus UI pada akhir Oktober mendatang. Temanya berkaitan dengan olahraga dan nasionalisme.
Kolaborasi lainnya segera didiskusikan dengan melibatkan beragam akademisi FISIP UI, baik terkait Sport Tourism, Komunikasi, Publikasi, Pengabdian Masyarakat dan sebagainya.
Kedekatan FISIP UI dengan olahraga pun terbukti, dengan adanya kompetisi bulu tangkis seperti Sirkuit Nasional C FISIP UI Open 2025 yang masuk kalender PBSI, ada juga kompetisi Taekwondo dan multievent seluruh mahasiswa FISIP yang melibatkan kampus lain sebagai peserta.