Jakarta, Sudut Pandang.id-Kepala Adat Besar Dayak Paser Kalimantan, Ahmad Ariadi mengaku sedih saat kunjungan perdana Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke lokasi ibu kota negara (IKN) baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019).
Pasalnya, tidak ada prosesi kebudayaan Dayak yang sudah menjadi tradisi saat menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Padahal menurutnya, penyambutan adat sudah menjadi tradisi setiap acara kegiatan penyambutan kehadiran presiden maupun para pejabat negara lainnya.
“Falsafah “dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”, sepertinya tidak terlihat saat kunjungan pertama Bapak Presiden Jokowi ke lokasi ibu kota negara baru. Ini sangat menyedihkan bagi kami masyarakat Adat Dayak Paser,” tutur Ahmad Ariadi, dikutip dari detik borneo di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Ahmad Ariadi menilai hal ini bukti nyata tidak adanya kepedulian oleh panitia dan orang yang hadir saat pertemuan.
“Jelas yang hadir saat itu tidak mewakili Dayak Paser Balik,” ujarnya.
Ia mengatakan, hal itu menjadi catatan sejarah bagi penduduk asli Dayak Paser Balik yang tinggal di lokasi IKN baru.
“Kedepan, apakah masih ada lagi kearifan lokal disini atau hilang? Hanya Presiden Jokowi yang tahu, beliau sebagai inisiator pemindahan ibu kota negara. Mungkin saja kami menjadi korban kedua sama seperti saudara kita warga Betawi di Jakarta,” kata Ahmad mempertanyakan.red/sp