JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo memberikan dukungan penuh atas penyelenggaraan Symposium International Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia yang akan dilaksanakan di Turki pada 9-13 September 2025. Dukungan tersebut ia sampaikan saat menerima audiensi perwakilan PPI Dunia di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Pertemuan ini dihadiri Wakil Ketua PPI Dunia Andika Ibrahim Nasution, Ketua PPI Belanda Vadaukas Valubia, Wakil Ketua PPI Belanda Fakhriyah Regina, serta Staf PPI Belanda Yudha Haryanto. Dari pihak Kemenpora turut hadir Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan Yohan, Asdep Pengembangan Kepemudaan Global Esa Sukmawijaya, Staf Khusus Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga Hasintya Saraswati, dan Staf Khusus Hukum & Kepatuhan Tata Kelola Alvin Saptamandra.
Dalam pemaparannya, Andika Ibrahim menjelaskan bahwa PPI Dunia memiliki sejarah panjang, terbentuk pertama kali pada 1920 di Belanda. Organisasi ini kemudian resmi berdiri pada 2007 di Sydney, Australia, melalui peresmian oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat ini, PPI Dunia sudah beranggotakan pelajar Indonesia di 66 negara dengan jumlah mahasiswa Indonesia di luar negeri mencapai 128.496 orang.
Menurut Andika, keberadaan PPI Dunia menjadi aset penting bangsa. Selain Symposium International di Turki, PPI Dunia juga akan menggelar Symposium kawasan Timur Tengah-Afrika pada 25-30 Agustus 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Deputi Pelayanan Kepemudaan Yohan berharap kerja sama Kemenpora dan PPI Dunia semakin erat. Ia menilai organisasi ini punya peran strategis dalam membentuk generasi muda yang kompeten dan siap membangun tanah air.
“Kami ingin para pelajar Indonesia di luar negeri bisa kembali dan mengabdikan ilmunya di tanah air. Kehadiran PPI Dunia juga bisa menginspirasi pemuda dalam negeri untuk menempuh pendidikan internasional,” ujarnya.
Menpora Dito Ariotedjo menyambut baik kolaborasi strategis dengan PPI Dunia. Menurutnya, langkah ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan Indonesia menjadi negara maju dengan SDM unggul, ekonomi kuat, dan peran global yang signifikan.
“Ini langkah positif. Silakan koordinasikan teknisnya dengan Pak Deputi dan staf khusus. Saya berharap Symposium International ke-17 di Turki nanti sukses dan mampu menghadirkan ide-ide inovatif untuk ketahanan bangsa,” ujar Dito.
Acara di Turki tersebut mengusung tema “Merajut Perjalanan Menuju Indonesia Emas 2045: Kolaborasi, Inovasi, dan Diplomasi Menuju Ketahanan Bangsa di Era Perubahan Global” dan akan menjadi ajang penting bagi mahasiswa Indonesia di mancanegara untuk berkontribusi dalam diplomasi budaya, inovasi teknologi, dan penguatan SDM.
PPI Dunia selama ini aktif menginisiasi kolaborasi lintas negara melalui riset bersama, pelatihan kepemimpinan, hingga kampanye diplomasi publik. Dito menegaskan bahwa pemerintah akan terus memfasilitasi langkah konkret agar hasil pertemuan ini bukan hanya wacana, melainkan menghasilkan kontribusi nyata bagi Indonesia.
“PPI Dunia adalah aset strategis bangsa. Kita harus memberi ruang bagi mereka untuk menyalurkan ilmu dan jejaring internasionalnya demi kemajuan Indonesia,” tegas Dito.
Dengan dukungan penuh Kemenpora, Symposium International ke-17 diharapkan menjadi momentum memperkuat jejaring pelajar Indonesia di dunia serta mempercepat langkah menuju Indonesia Emas 2045.(PR/04)