Paman Airlangga Hartarto, Letkol Eddy Sukardi Diabadikan jadi Nama Jalan di Sukabumi

Dok.Fotografer

SUKABUMI, SUDUTPANDANG.ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ternyata memiliki dan mengalir darah pasundan.

Hal ini diketahui setelah nama paman dari Airlangga, yang merupakan pahlawan kemerdekaan asal Jabar yakni, Letnan Kolonel (Letkol) Eddy Sukardi diabadikan sebagai nama jalan di Sukabumi.

Airlangga Hartarto bercerita, bahwa paman-nya yakni, Letkol Eddy Sukardi memimpin pertempuran di tanah pasundan pada tanggal 9 Desember 1945.

“Pertempuran 9 Desember 1945 di Bojongkokosan yang dipimpin oleh Letkol Eddy Sukardi ditetapkan sebagai hari juang Siliwangi,” terang Ketua Umum Partai Golkar saat berdialog dengan Tokoh Masyarakat Sunda, Kamis, (10/2/2022).

Airlangga juga mengungkapkan, hari juang Siliwangi guna menghormati jasa uwa-nya tersebut sedianya telah ditetapkan sejak tahun 2004.

BACA JUGA  Wali Kota-Wawali Bekasi Sambut Antusias Program Pemutihan Pajak Kendaraan

“Ini ditetapkan sejak tahun 2004,” ungkap Airlangga.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, dipilihnya namapaman dari Menko Airlangga untuk nama jalan di Sukabumi lantaran menghormati jasa Letkol Eddy Sukardi.

Edy Sukardi diketahui berjasa selama masa perang kemerdekaan RI. Saat menjabat sebagai Komandan Resimen III TKR dengan pangkat Letnan Kolonel,

ia memimpin perang terhadap pasukan sekutu yang dipimpin Inggris, di sepanjang jalur Bojongkokosan, Sukabumi – Cianjur.

Dalam pertempuran yang terjadi Desember 1945 – Maret 1946, Eddy dan pasukannya berhasil membuat tentara Inggris, dan pasukan Gurkha, kocar-kacir.

Banyak serdadu yang gugur. Bahkan 150 kendaraan tempur hancur, termasuk tank Sherman, kendaraan tempur legendaris dalam Perang Dunia II.

BACA JUGA  Tri Adhianto: Masjid Al Jabar Jadi Kebanggaan

Akibat kerugian itu, membuat parlemen Inggris marah karena banyaknya korban dari pihak mereka. Peristiwa itu dikenal sebagai Palagan Bojongkokosan.

Selepas perang Eddy sempat menjadi panglima di Kalimantan. Ia mengakhiri kariernya sebagai tentara pada 1957 dengan pangkat kolonel. Pada 5 September 2014, Eddy meninggal dunia di Bandung.

Sejarah mencatat keberanian dan perjuangannya semasa perang kemerdekaan sebagai salah satu komandan gerilyawan Indonesia yang disegani militer Inggris pada 1946.(red)

 

 

Tinggalkan Balasan