BELU-NTT, SUDUTPANDANG.ID – Di bawah langit malam Atambua, Jumat (15/8) denyut nasionalisme terasa begitu kuat dari tapal batas negeri. Di halaman Kantor Plaza Pelayanan Publik Timor-Atambua, puluhan calon Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kabupaten Belu Tahun 2025 berdiri tegap dalam prosesi pengukuhan yang khidmat.
Ratusan pasang mata menyaksikan momen sakral ini dengan penuh haru dan bangga saat Paskibra Kabupaten Belu dikukuhkan.
Siaran pers yang diterima Minggu (17/8) menyebutkan, bagi masyarakat perbatasan, pengukuhan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan penegasan bahwa Merah Putih akan terus berkibar gagah di ujung negeri.
Generasi muda daerah hadir sebagai penjaga kehormatan bangsa, dan di tengah barisan dukungan, Kantor Imigrasi Atambua hadir sebagai bagian tak terpisahkan dari semangat Paskibra Kabupaten Belu.
Imigrasi Atambua menunjukkan keterlibatan aktif dalam kegiatan ini, tidak hanya sebagai tamu, tetapi sebagai simbol kehadiran negara yang bersinergi menjaga kedaulatan dan menyalakan api nasionalisme di wilayah perbatasan.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum NTT, Arivin Gumilang, menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga di perbatasan sebagai bentuk kehadiran negara yang utuh.
“Paskibra adalah simbol disiplin, tanggung jawab, dan pengabdian. Kehadiran Imigrasi dalam pengukuhan ini membuktikan bahwa perbatasan bukan sekadar garis pembatas, melainkan ruang persatuan dan kebangsaan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman, menyampaikan bahwa Imigrasi Indonesia saat ini tampil dengan wajah yang lebih menyeluruh, tidak hanya sebagai penjaga pintu masuk, tetapi juga sebagai penggerak semangat kebangsaan.
“Imigrasi tidak hanya menjaga gerbang negara, tapi juga hadir di tengah rakyat, ikut menyalakan api kebangsaan. Keterlibatan dalam pengukuhan Paskibra ini adalah wujud nyata bahwa kami berdiri tegak bersama seluruh elemen bangsa, bahkan hingga titik terluar negeri,” tegasnya.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua, Putu Agus Eka Putra, turut mengungkapkan rasa bangganya bisa berkontribusi dalam momen penuh makna ini.
“Generasi muda seperti para Paskibra inilah yang kelak akan menjaga Merah Putih tetap berkibar. Bagi kami, hadir dalam prosesi ini bukan sekadar formalitas, tapi bentuk pengabdian. Imigrasi akan terus hadir, tidak hanya menjaga batas negara, tetapi juga menjaga semangat Indonesia di hati masyarakat perbatasan,” tuturnya.
Malam pengukuhan itu ditutup dengan semarak seni budaya dan suasana haru yang menggugah. Namun, lebih dari itu, ia meninggalkan pesan mendalam di Atambua, Merah Putih tidak sekadar berkibar di tiang, tetapi berdegup di dada setiap insan.
Dengan soliditas antarlembaga, terutama dukungan dari Imigrasi Atambua, Indonesia menegaskan bahwa nasionalisme tidak mengenal batas. Dari Sabang hingga Merauke, dari pusat hingga perbatasan, semangat kebangsaan akan terus menyala teguh, utuh, dan menyatukan.(One/01)