JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ketua Pokja Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan, menyarankan kepada pemerintah agar sekolah PAUD dan SD dilakukan secara daring di tengah peningkatan kasus varian Omicron.
“Di Indonesia, anak usia 6-11 tahun belum banyak yang divaksin,” kata Erlina dalam acara zoom mengenai perkembangan kasus Covid-19 dengan varian terbaru Omicron, Senin, 24 Januari 2022.
Kelompok usia ini dianggap rentan terinfeksi bila berinteraksi keluar. “Untuk PAUD dan SD bisa hibrid atau daring,” kata Erlina. “Tolong ditinjau ulang kebijakan PTM (pembelajaran tatap muka), terutama untuk anak-anak di bawah 12 tahun.”
Per data tanggal 23 Januari 2022, kasus harian Covid-19 adalah 2.925 kasus, dan khusus untuk varian Omicron terdapat 1.629 kasus. Data ini belum termasuk kasus kategori ‘probable’ dan yang masih menunggu hasil whole genome sequencing (WGS).
Selain itu, telah terjadi kasus kematian pertama akibat Omicron di Indonesia pada 22 Januari 2022. Menurut Erlina, salah seorang pasien meninggal tersebut belum divaksin, sedangkan yang lain sudah divaksin, namun memiliki kormobid.
PDPI memprediksi kasus terus berlanjut hingga bulan Februari atau akhir Februari 2022 karena varian Omicron memiliki kemampuan penularan dan memperbanyak diri yang lebih tinggi dari varian sebelumnya.
Sebagian besar kasus Omicron adalah kasus tanpa gejala, dana banyak ditemukan pada orang yang telah menerima vaksinasi dosis lengkap, sementara 20 persen kasus Omicron di Indonesia adalah kasus penularan lokal.
PDPI merekomendasikan masyarakat segera menjalani vaksinasi Covid-19 lengkap sebanyak dua dosis karena vaksinasi bermanfaat untuk mencegah munculnya gejala varian Omicron.