Bali  

Penjelasan Lapas Kerobokan Soal Peredaran Narkoba Dikendalikan Warga Binaan

Lapas Kelas II A Kerobokan Bali (One SP)

DENPASAR, SUDUTPANDANG.ID – Para pengedar narkoba yang tertangkap kerap menyebut barang haram diedarkannya berasal dari warga binaan di dalam Rutan atau Lapas.

Menanggapi hal itu, Kasi Administrasi Keamanan dan Ketertiban (Minkamtib) I Made Apong Adi Sanjaya, menyatakan tidak semuanya benar. Ia menyebut itu diduga untuk memutus jaringan pengedar, sehingga selalu mengaku dikoordinir oleh orang di dalam Lapas.

Kemenkumham Bali

“Saat tertangkap para pelaku akan mengaku hanya kurir dan dikoordinir oleh warga binaan yang tengah menjalankan hukuman di Lapas, namun ketika diusut mengaku tidak mengenali orangnya,” ungkap Apong, saat ditemui Sudutpandang.id di Lapas Kerobokan, Senin (28/3/2022).

Apong mengatakan, sebaiknya jangan langsung percaya pengakuan dari pelaku. Sebab bisa jadi itu cara mereka memutus rantai jaringannya.

BACA JUGA  3 WNA Pengendali Laboratorium Narkoba Rahasia di Bali Diungkap Polri

“Sudah sering kami dengar, namun hingga hari ini belum ada warga binaan kami yang terbukti terlibat mengkoordinir para pengedar narkoba tersebut,” tegas Apong.

Menurutnya, para pelaku kejahatan narkoba terbilang licin dengan berupaya agar tidak terbongkar jaringannya.

“Jaringan mafia narkotika memang terbilang sangat licin, bahkan tak sedikit istilah yang digunakan didalam melakukan transaksi barang haram tersebut, digunakan para pelaku, dari sistem tempel hingga via ojek online pun di jadikan modus melakukan transaksi narkoba,” ungkapnya.

Hal ini pun membuat pihak kepolisian harus menggunakan strategi dan berpikir keras untuk mengungkapnya.

“Banyak trik untuk memutuskan mata rantai, sehingga polisi kesulitan mengungkapnya.

Hal senada disampaikan Prima, Sekretaris Humas Lapas Kerobokan. Pihaknya benar-benar serius dan memperketat setiap kunjungan kepada warga binaan.

BACA JUGA  Patroli Berskala Besar Digelar di Wilayah Petang

“Kami melakukan pengawasan secara ketat terhadap warga binaan yang sedang menjalankan hukuman,” ujarnya.

Ia menjelaskan, warga binaan diberikan pembinaan dengan terstruktur agar mencapai tujuan dari pembinaan. Dengan harapan mereka setelah selesai menjalankan hukuman akan kembali ke masyarakat dengan hidup yang lebih baik

“Kami selalu terbuka untuk koordinasi dengan instansi kepolisian, dan kami sangat terbuka jika dibutuhkan oleh pihak kepolisian dalam melakukan tugasnya, sehingga kami cukup sering bersinergi dengan pihak kepolisian. BNN pun sering kami saling berkomunikasi untuk hal tersebut,” pungkasnya.(one)

Tinggalkan Balasan