PASURUAN-JATIM | SUDUTPANDANG.ID – Penebangan pohon slobin di Jalan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diduga tanpa izin dari pihak dinas terkait. Pohon yang berada di Desa Kendang Dukuh, Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan, diduga diperjualbelikan oleh oknum kepala yayasan pondok pesantren (Ponpes) Al-Ikhlas.
Pantauan di lapangan, Senin (14/4/2025(, terdapat dua pohon slobin berdiameter ± 100-200 cm yang ditebang oleh pihak yayasan dan menyisakan ketinggian ± 10 cm.
Saat dikonfirmasi, seorang penebang pohon berinisial SR mengaku bahwa dirinya sendiri yang memotong dan membeli dua pohon slobin tersebut dari pemilik Yayasan Ponpes Al-Ikhlas seharga Rp500 ribu per pohon.
“Kalau mengenai izin, silahkan tanyakan langsung aja ke pemilik yayasan, saya cuma motong pohon yang saya beli,” kata SR.
Di tempat yang sama, Hamim, Kepala Desa Kendang Dukuh mengetahui bahwa pohon slobin yang ditebang itu milik jalan, pihak penebang tidak berkoordinasi ke Pemerintahan Desa yang ia pimpin saat ini.
“Enggak, gak ada koordinasi booozz repot musuh warga ini boozz, padahal ya punya jalan,” kata Hamim saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Karyono, pegawai Dinas Bina Marga mengatakan bahwa penebangan pohon slobin di tepi ruas jalan Kabupaten Pasuruan tepatnya di Desa Kendang Dukuh tersebut tidak berizin alias ilegal.
“Tidak ada izinnya,” kata Karyono saat ditanya terkait izin penebangan pohon slobin tersebut.

Hal serupa juga disampaikan oleh Sidik, Kepala Bidang Pemeliharaan Dinas Bina Marga Kabupaten Pasuruan. Dirinya sudah memerintahkan stafnya untuk meninjau langsung ke lokasi pemotongan pohon.
“Terima kasih ..sudah saya tugasi staf ke lokasi,” kata Sidik saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Menurutnya, selama penebangan pohon tersebut tidak ada surat izin atau surat rekomendasi dari dinas terkait bisa dikatakan tetap salah atau ilegal.
“Selama tidak ada surat izin atau rekom tetap salah, kita masih nunggu info petugas yang ke lokasi,” tutupnya.
Sementara itu, pihak Yayasan Pondok Pesantren Al-Ikhlas hingga berita ini ditayangkan belum dapat dikonfirmasi.(tim)