Siswa Kelas 8 SMPN 4 Pasuruan Laksanakan Eksplorasi Heritage Bertema Bhinneka Tunggal Ika

Siswa Kelas 8 SMPN 4 Pasuruan Laksanakan Eksplorasi Heritage Bertema Bhinneka Tunggal Ika
Siswa kelas 8 SMPN 4 Pasuruan  melaksanakan kegiatan eksplorasi heritage dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. Kegiatan ini dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).(Foto:SMPN 4 Pasuruan)

“Kegiatan ini menjadi momentum berharga bagi siswa untuk lebih mengenal akar budaya mereka sekaligus memperkuat rasa kebangsaan dalam bingkai persatuan.”

PASURUAN-JATIM|SUDUTPANDANG.ID – Siswa kelas 8 SMPN 4 Pasuruan  melaksanakan kegiatan eksplorasi heritage dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. Kegiatan ini dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Kemenkumham Bali

Siaran pers yang diterima Sabtu (16/11/2024), menyebut bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan keragaman budaya, sejarah, dan nilai toleransi yang telah menjadi bagian penting dari identitas Kota Pasuruan.

Rangkaian kegiatan eksplorasi ini melibatkan kunjungan ke beberapa lokasi bersejarah yang menggambarkan keragaman budaya dan tradisi Pasuruan. Para siswa diajak mengunjungi beberapa situs penting. Antara lain Zon Zipur 10 Pasuruan, Klenteng Tjoe Tik Kiong (Cide Gong), Makam Kanjeng Pangeran Ario Niti Adiningrat (Mbah Surga Surgi), Makam Romo Yai Hamid, dan Gedung Harmonie.

Berikut rangkuman kunjungan siswa kelas 8 SMPN 4 Pasuruan di berbagai lokasi:

Zon Zipur 10 Pasuruan

Sebagai bagian dari sejarah militer, Yon Zipur memperkenalkan peran strategis Pasuruan dalam mempertahankan kedaulatan negara. Siswa melihat langsung bagaimana keberagaman dalam institusi militer menjadi kekuatan bangsa.

Klenteng Tjoe Tik Kiong (Cide Gong)

Tempat ibadah umat Konghucu ini menjadi saksi keberagaman budaya di Pasuruan. Para siswa mendapatkan penjelasan tentang sejarah kelenteng, simbol harmoni dan toleransi antarumat beragama.

Klenteng Tjoe Tik Kiong adalah salah satu kelenteng serta bangunan kuno, yang dibangun sekitar abad 17 M. Salah satu keistimewaan dari klenteng ini adalah lukisan temboknya yang indah.

Makam Kanjeng Pangeran Ario Niti Adiningrat (Mbah Surga Surgi)

Lokasi ini menjadi tempat refleksi sejarah, mengenang peran Kanjeng Pangeran sebagai tokoh berpengaruh dalam menyebarkan Islam dan menjaga harmoni budaya.

Makam Romo Yai Hamid di Belakang Masjid Jamik Al Anwar Pasuruan

Para siswa diajak merenungkan nilai-nilai spiritualitas yang diajarkan oleh ulama besar Pasuruan, Romo Yai Hamid.

Gedung Harmonie

Sebagai simbol perpaduan budaya lama dan modern, Harmonie menyuguhkan atmosfer heritage yang mempertemukan nilai-nilai tempo dulu dengan gaya hidup masa kini.

Luailik Mufidah, S.Pd. sebagai koordinator kegiatan menyampaikan menyampaikan pentingnya memahami dan menghormati keberagaman sebagai wujud implementasi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin siswa tidak hanya belajar tentang sejarah, tetapi juga memahami bagaimana keberagaman budaya di Pasuruan dapat menjadi kekuatan dalam membangun toleransi dan persatuan,” ujarnya

Sepanjang perjalanan, para siswa terlibat aktif dalam diskusi dengan pemandu lokal di setiap lokasi, mencatat informasi penting, dan berinteraksi dengan berbagai elemen masyarakat.

Kegiatan ini juga diisi dengan sesi refleksi, di mana siswa berbagi pengalaman dan pemahaman mereka tentang arti toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, siswa SMPN 4 Pasuruan membuktikan bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan kekayaan yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Kegiatan ini menjadi momentum berharga bagi siswa untuk lebih mengenal akar budaya mereka sekaligus memperkuat rasa kebangsaan dalam bingkai persatuan.(ACZ/01)

BACA JUGA  SMPN 4 Pasuruan Gelar IHT dengan Mengusung Program MESEM