Opini  

Soekarno Penggali Pancasila

OC Kaligis
OC Kaligis

Oleh Prof. Otto Cornelis Kaligis

1.Mungkin tidak banyak lagi yang mengetahui bahwa ibu Fatmawati yang pada tahun 1938 dikenal dengan sebutan nama Fatimah, sang ibu negara, pernah belajar di sekolah Katolik.

2. Karena kesulitan ekonomi melalui pastor Cobben, sekolah Fatimah dijamin untuk bebas uang sekolah, dan Fatimah melanjutkan sekolah di usia 17 tahun  di R(oma) K(atolik)  Vakschool di Curup-Bengkulu,, dimana beliau berhasil menamatkan sekolahnya.

3. Lebih banyak lagi yang sama sekali tidak mengetahui bahwa di saat Natal, sekolah Katolik tempat ibu Fatmawati belajar, beliau pernah ditunjuk berperan sebagai bunda Maria untuk pertunjukan tonil Natal. (Dari catatan kecil bersama Bung Karno).

4. Peran Bunda Maria di acara tonil Natal tersebut disaksikan oleh Bung Karno dan orang tua ibu Fatmawati yang ketika memainkan peran tersebut masih dikenal dengan nama Fatimah.

5. Bahkan di momen Natal tanggal 24 Desember 1938 tersebut Fatimah menyanyikan lagi “Stille Nacht”.

6. Di tahun Lima puluhan ketika saya belajar di Makassar, memang sekolah Katolik pimpinan frater-frater dan pastor-pastor Belanda sangat diminati oleh orang orang tua beragama Islam yang mengirim anak-anaknya belajar ke sekolah-sekolah Katolik.

7. Hampir delapan puluh persen sekolah Katolik, muridnya beragama Islam.

8. Para frater dan pastor Belanda, tidak pernah mempengaruhi agama mereka.

9. Agama mereka tetap dihormati oleh frater-frater dan pastor-pastor Belanda tersebut.

10. Mereka tetap Islam, tetapi diajarkan bagaimana hidup berdisplin, dan memang pelajaran-pelajaran yang diberikan sangat berkualitas, sehingga sekolah Katolik di masa itu, selalu menduduki ranking pertama.

11. Kolese Kanisius di Jakarta, bisa banyak bercerita siapa siapa saja tokoh bangsa yang pernah belajar di sana.

12. Di Ende, tempat pembuangan Soekarno pada tahun 1934 sampai dengan 1938, teman-teman berdiskusi Soekarno adalah para pastor-pastor dari serikat SVD yaitu Pastor Gerardus Huijtink SVD dan Johanes Bouma

13. Beliau diberi izin menggunakan perpustakaan pastor di Biara St. Josef, sehingga di situ lah Soekarno membaca habis Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

14. Pertemanan Soekarno dengan semua penganut agama tanpa sekat, persis sama dengan apa yang dilakukan oleh Presiden Gus Dur.

15. Saya pernah mengunjungi makam Gus Dur di Jombang yang ramai dikunjungi oleh semua aliran kepercayaan, membuktikan bahwa Gus Dur pun identik dengan Bung Karno.

16. Beliau berdua adalah penganut paham pluralisme.

17. Bahkan di satu peristiwa dalam pertemuan umat gereja, ketika Soekarno diundang untuk memberi sambutan, di poster gereja, Soekarno membaca: Yesus adalah gembala baik.

18. Serentak Soekarno dalam pendahuluan sambutannya mengatakan bahwa kalimat poster tersebut salah.

19. Sontak para pengunjung gereja terkejut, ingin mendengar apa penjelasan Soekarno.

20. Terdiam sebentar, Soekarno meralat kekeliruan poster tersebut, dengan kata-kata koreksi Soekarno : Yesus adalah gembala terbaik.

21. Menyusul koreksi tersebut, Soekarno lantas mempertanyakan kepada umat apakah kita sudah menjadi domba-domba terbaiknya?

22. Peristiwa ini terrekam pada malam Natal tahun 1947 di Yogjakarta.

23. Menyambut koreksi tersebut, spontan para umat memberikan aplaus meriah tanda suka cita atas koreksi Soekarno.

24. Ketika Bung Karno diadili tanggal 18 Agustus 1930 melalui pledooi berjudul “Indonesia Menggugat”,  di depan hakim yang memeriksa perkaranya di Bandung, para hakim dibuat kaget karena Bung Karno membuat pernyataan bahwa Yesus dari Nazareth adalah seorang Revolusioner yang bekerja tanpa kekerasan

25. Ik werk niet met boomen en granaten. Tegas Bung Karno.

26. Memang Bung Karno tidak bergerak memperjuangkan kemerdekaan melalui Bom dan Granat.

27. Bahkan dalam pidato Soekarno di depan Majelis Umum PBB pada tanggal 30 September tahun 1960. To build the World a new selain Soekarno memperkenalkan Pancasila kepada para hadirin, anggota PBB,  dengan mengutip Al Quran, Soekarno mengutip ajaran Yesus “Segala kemuliaan bagi Tuhan yang Maha Tinggi  dan sejahtera di atas bumi di antara orang yang diperkenan-Nya”.

28. Begitu luasnya konsep pluralisme Soekarno, akibat kontemplasinya ketika diasingkan di Ende, sampai di satu ketika Soekarno pernah berucap bahwa agama Soekarno adalah Islam, Kristen dan Hindu.

29. Semuanya itu akibat kegemaran Soekarno membaca semua aliran agama.

30. Walaupun demikian tak dapat disangkal bahwa Bung Karno sampai akhir hayatnya tetap penganut Islam yang setia.

31. Akibatnya ketika sekelompok golongan hendak memasukkan Piagam Jakarta ke Pancasila, adalah Soekarno didalam rumusan Pancasila tersebut, sengaja mengabaikan penambahan kata-kata yang tercantum dalam Piagam Jakarta.

32. Lahirlah Pancasila tanpa Piagam Jakarta.

33. Semuanya itu dilakukan untuk menghindari perpecahan, mengingat sudah sejak dahulu kerukunan antar umat beragama, berlangsung dengan sangat harmonis.

34. Indonesia bukan negara agama.

35. Apalagi saat itu sebahagian pejuang kemerdekaan bukan saja penganut agama Islam, tetapi terdapat banyak pejuang yang bukan Islam.

36. Agus Salim salah seorang pejuang kemerdekan, tokoh kemerdekaan, saudara kandungnya Abdoel Chalid Salim menjadi penganut agama Katolik.

37. Komentar Agus Salim : Alhamdulilah. Kini Abdoel sejak menjadi Katolik, lebih dekat dengan saja. Dahulu dia Komunis, Sekarang syukurlah Abdoel kenal Tuhan.

38. Semua itu akibat perkenalannya dengan pastor Peter Meuwese di Digul Papua tahun 1941 yang berakhir dimana Abdoel minta dibaptis tanggal 26 Desember 1942 dengan nama permandian Ignatius Franciscus Michael Salim.

39. Kebanyakan penduduk Indonesia Timur bukan beragama Islam.

40. Inilah bukti ketika Bung Karno tidak sepakat akan Piagam Jakarta, menjadi bahagian kalimat Pancasila, membuktikan bahwa Soekarno adalah Bapak Pluralisme.

41. Lebih lebih ketika dilakukan voting antara Founding Father mengenai Piagam Jakarta, sebahagian besar mereka tidak sepakat dicantumkannya Piagam Jakarta ke Pancasila.

42. Kenyataan ini juga diselami Soekarno ketika berada di pengasingan di Ende pada saat Soekarno mulai menggali Pancasila sebagai dasar NKRI, sehingga akhirnya Piagam Jakarta tersebut tidak menjadi bahagian Dasar Negara Republik Indonesia.

43. Sebagai ex penghuni Lapas Sukamiskin di kamar Blok Barat atas nomor 2, kamar saya berdekatan dengan kamar Bung Karno Blok Timur atas nomor 1.

44. Ketika mengunjungi kamar tersebut, masih tersusun rapih buku-buku Bung Karno.

45. Sama halnya dengan cara Bung Karno mengisi kesibukan di Lapas, di Lapas Sukamiskin, saya berhasil menyusun 17 buku-buku hukum, yang pasti akan bermanfaat bagi para praktisi di dunia hukum.

46. Cuma bedanya, dibanding dengan Bung Karno, saya tidak ada apa-apanya, kecuali saya pengagum membaca tulisan-tulisan Bung Karno .

47. Beliau adalah pemimpin bangsa, pemimpin yang hebat yang berani memperkenalkan Pancasila di sidang umum PBB. Beliau adalah sejarah dunia.

48. Dari hasil penelitian saya di Sukamiskin, ternyata tidak semua penghuni Lapas adalah penjahat koruptor. Hasil penelitian saya itu, saya bukukan dalam buku saya berjudul “Peradilan sesat”.

49. Demikianlah sekedar tulisan saya, melihat kenyataan bahwa paham Pancasila makin jauh dari kesadaran masyarakat untuk melaksanakannya.

50. Apalagi sekarang sekat-sekat bangsa lahir bersamaan dengan provokasi-provokasi sebutan kafir non-kafir.

Jakarta, Minggu, 16 April 2023

Tinggalkan Balasan