BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Lembaga Konservasi “Ex-Situ” (di luar habitat alami) satwa liar Taman Safari Indonesa (TSI) Bogor, Jawa Barat, menjadi tuan rumah konferensi internasional spesies satwa liar terancam punah.
Direktur TSI, Drs Jansen Manansang, MS.c dalam taklimat media yang dikirimkan kepada Sudutpandang.id di Bogor, Selasa (29/10/2024) menjelaskan kegiatan yang digelar pada 24-26 Oktober itu berlangsung di Royal Safari Garden Resort & Conservation, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Seminar dimaksud terselenggara atas kerja sama antara Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Kantor Kementerian Kehutanan, Leizbniz Institute For Zoo and Wildlife Park, Jerman, Safari Park Dvur Kralove, Republik Ceko, LSM Save Our Species (SOS) Rhino, serta beberapa intitusi terkait.
Ia menjelaskan konferensi tingkat internasional itu mengusung tema Their Future Is Our Future Sustainable Development Of Assisted Reproductive Tehcnology And Biobanking For Biodiversity Conservation”.
Acara yang dibuka Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDEAE) Kementerian Kehutanan Prof Dr Satyawan Pudyatmoko, M.Sc itu, pada hari pertama diikuti 139 orang dan padaa hari kedua diikuti 80 orang.
Mereka terdiri atas para ahli di bidang konservasi satwa liar, baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Hadir juga Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria bersama pakar IPB lainnya, seperti Muhamad Agil dan Bambang Purwanto.
Sedangkan peserta mancanegara di antaranya, Thomas Hildeband dan Frank Gorit dari Libnez-IZW Jerman, Nadine Lamberski dari Collosal Bosciences, Jan Steskal dari Dvur Kralove Zoo, Ceko dan Nan Schaffer dari SOS Rhino.
Sementara itu Direktur TSI Jansen Manansang MS.c, yang juga pakar di bidang satwa liar didampingi oleh beberapa dokter hewan TSI Bogor.
Jansen Manansang yang juga Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia (YABI) mengatakan bahwa konferens itu sangat penting bagi kelangsungan hidup satwa liar dunia karena hadir para ahli konservsi satwa.
“Satwa yang terancam punah menjadi tidak punah dengan bantuan dan penggunaan teknologi untuk semua jenis satwa. Dan hal ini juga didukung oleh akademisi serta LSM,” katanya.
Konferensi itu juga diwarnai peninjauan lapangan ke sejumlah Lembaga Konservasi Ex-Situ TSI Bogor pada Sabtu (26/10), demikian Jansen Manansang. (Red/02)