GLASGOW, SUDUTPANDANG.ID – Dibalik kesuksesan sebuah tim, ada keringat seorang kitman atau petugas yang membantu menyiapkan segala perlengkapan tim. Alasan itulah yang membuat Rangers perlu mendedikasikan tiket final Liga Eropa UEFA kepada Jimmy Bell, seorang kitman yang meninggal mendadak, Selasa (3/5/22) kemarin.
Ya, kitman bukanlah sebuah pekerjaan sepele. Kehadirannya di lapangan sangat diharapkan sebuah tim sepakbola, baik ketika berlatih maupun bertanding. Tidak heran jika kepergian Bell yang meninggal secara mendadak, cukup membuat para pemain terpukul. Beruntung, pelatih Rangers Giovanni van Bronckhorst justru mampu mengubah rasa terpukul para pemain menjadi motivasi berlipat untuk mempersembahkan tiket final kepada sang mendiang, Bell.
Rangers berhasil memastikan tempat ke final usai membalikkan keadaan dengan kemenangan 3-1 (agregat 3-2) atas RB Leipzig (Jerman) pada leg kedua babak semifinal di Stadion Ibrox, Jumat (6/5/22) dinihari WIB. Rangers yang takluk 0-1 dari Leipzig pada leg Pertama, sukses membuka keunggulan 1-0 (agregat 1-1), berkat gol James Tavernier (19″). Rangers bahkan menambah keunggulan 2-0 (agregat 2-1), berkat gol Glen Kamara (24″).
Namun Leipzig berhasil menyamakan agregat 2-2, lewat gol Christopher Nkunku (71″). Rangers akhirnya bisa menyegel kemenangan dan melaju ke final, berkat gol John Lundstram (81″). “Wow, saya pikir sangat sulit untuk menemukan kata-kata. Ini adalah malam yang luar biasa. Kami mengatakan sebelum pertandingan kami akan melakukan segala yang mungkin untuk memastikan kami berada di final dan para pemain melakukannya,” kata Van Bronckhorst, dikutip The Scotsman, usia laga.
“Bersama penonton, kami membuat suasana yang kami butuhkan untuk mengatasi lawan. Ini malam yang fantastis. Kamu tidak bisa menulis naskah lebih baik dari ini. Kami semua sangat bangga mencapai final dan kami semua bersulang untuk Jimmy (Bell). Tentu saja pencapaian kami (ke final) tidak seperti yang saya pikirkan sebelumnya. Kami dedikasikan kemenangan ini untuk Jimmy (Bell),” tegas pelatih asal Belanda tersebut.
Sementara itu pelatih Leipzig, Domenico Tedesco mengaku kecewa dengan kinerja yang diperlihatkan anak-anak asuhnya dalam memberikan perlawanan. Ia menilai, para pemain membiarkan terlalu banyak ruang bagi Rangers untuk mencetak gol, terutama di babak pertama. ‘Saya pikir kami memberikan terlalu banyak hadiah pada tahap-tahap penting musim ini,” kata Tedesco yang masih berpeluang menyelesaikan musim dengan gelar DFB Pokal bersama RB Leipzig kontra Freiburg, 22 Mei mendatang. (red)