JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Tim Nasional Indonesia dipastikan menghadapi tantangan besar di Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dalam Grup B, skuad Garuda akan berhadapan dengan tim-tim kuat seperti Arab Saudi dan Irak. Pengamat sepak bola nasional Tommy Welly atau yang akrab disapa Towel, menilai perjuangan Indonesia di grup ini akan sangat berat, baik dari sisi teknis maupun non-teknis.
Menurut Towel, cedera yang dialami Ole Romeny, striker andalan Indonesia yang mencetak tiga gol dalam empat pertandingan terakhir, menjadi kerugian besar. Ia menyebut belum ada pemain lain di skuad saat ini yang mampu menggantikan kualitas finishing dan kontribusi Romeny secara seimbang.
“Kehilangan Romeny bukan hal sepele. Ia pemain dengan kemampuan individu di atas rata-rata dan sudah terbukti tajam,” ungkapnya dalam kanal YouTube Gocek Bung Towel.
Towel juga menyoroti ketidakjelasan status klub dari beberapa pemain diaspora Indonesia, yang dapat mempengaruhi kebugaran dan ritme permainan mereka menjelang pertandingan penting.
Selain masalah teknis, Towel menyoroti ketidakadilan jadwal pertandingan yang dapat memengaruhi performa Timnas Indonesia. Ia membandingkan jadwal laga Arab Saudi dan Indonesia pada Oktober 2025, di mana Arab Saudi memiliki waktu istirahat 5 hari (8 dan 14 Oktober), Indonesia hanya memiliki 2 hari recovery antara laga tanggal 8 dan 11 Oktober.
Selain itu, perbedaan waktu kick-off juga disorot. Laga Indonesia vs Arab Saudi dimainkan pukul 20.15, sementara laga melawan Irak tiga hari kemudian dimulai lebih awal, pukul 18.00. Di sisi lain, Arab Saudi kembali mendapat keuntungan dengan jadwal lebih malam, yaitu pukul 22.30.
“Jadwal seperti ini berpotensi merusak fair play. PSSI harus bersikap dan segera mengirimkan surat resmi ke AFC agar ada peninjauan ulang,” ujar Towel.
Towel juga mengangkat isu besar terkait pengaruh Arab Saudi dalam sepak bola global. Ia merujuk pada pernyataan mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, yang menyebut “Football has been lost to Saudi Arabia,” sebagai sinyal kuat bahwa dominasi keuangan Arab mulai mengubah wajah sepak bola.
Beberapa bentuk dominasi tersebut, menurut Towel, meliputi Penunjukan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 tanpa proses terbuka, Pembelian hak siar Piala Dunia Antarklub senilai Rp16,2 triliun dan Sponsorship besar-besaran dari Aramco, Riyadh Airways, dan Visit Saudi.
Di tengah tantangan besar ini, Towel tetap memberikan apresiasi kepada tim pelatih Patrick Kluivert dan Alex Pastoor atas keterlibatannya langsung dalam membangun ekosistem sepak bola Indonesia. Ia menyebut langkah pelatih menyaksikan pertandingan lokal, seperti AFF U-23 dan Liga 1, merupakan bentuk keseriusan yang patut diapresiasi.
Towel juga mendorong Timnas Indonesia untuk tampil total dan mengincar kemenangan mutlak, terutama melawan tim kuat seperti Arab Saudi dan Irak.
“Jangan berharap menang tipis atau mengandalkan keberuntungan. Dalam situasi seperti ini, Timnas harus menang telak harus seperti dalam tinju, menang KO, bukan hanya menang angka,” tegasnya.(04)