“Pencapaian ini bukan sekadar keberhasilan pribadi para dosen, melainkan juga pencapaian institusional yang sangat penting. Ketujuh guru besar ini merupakan sumber daya manusia yang telah teruji secara keilmuan.”
PALEMBANG, SUDUTPANDANG.ID – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang kembali menyelenggarakan sidang senat terbuka dalam rangka pengukuhan Guru Besar, dengan tema “Pendidikan Tinggi Berdampak Menuju Indonesia Emas 2045”. Acara ini berlangsung di Gedung Academic Center UIN Raden Fatah, Kampus Sudirman, Kota Palembang, Sumatera Selatan, pada Selasa (17/6/2025).
Pengukuhan tujuh Guru Besar dari berbagai bidang keilmuan ini menjadi momen bersejarah bagi civitas akademica UIN Raden Fatah Palembang. Pencapaian ini mencerminkan komitmen kampus untuk terus meningkatkan mutu akademik serta kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa.
Rektor UIN Raden Fatah, Prof. Dr. Muhammad Adil, M.A., dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada para guru besar yang baru dikukuhkan. Dengan tambahan ini, jumlah guru besar di UIN Raden Fatah kini mencapai 35 orang.
“Pencapaian ini bukan sekadar keberhasilan pribadi para dosen, melainkan juga pencapaian institusional yang sangat penting. Ketujuh guru besar ini merupakan sumber daya manusia yang telah teruji secara keilmuan,” ujar Prof. Adil.
Ia menegaskan bahwa peran pendidikan tinggi sangat strategis dalam menyukseskan visi Indonesia Emas 2045, serta mengajak seluruh civitas akademika untuk terus berkontribusi aktif dalam pengembangan ilmu dan riset yang berdampak.
“Pengukuhan ini semoga menjadi magnet yang mendorong dosen lain untuk meraih jabatan akademik tertinggi, khususnya di lingkungan UIN Raden Fatah,” harapnya.

Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag., yang turut memberikan apresiasi atas pencapaian tersebut. Ia menekankan pentingnya riset yang tidak hanya teoritis, tetapi juga menjawab persoalan nyata di tengah masyarakat.
“Sudah saatnya kita menggeser fokus riset dari sekadar filosofis menuju pendekatan yang lebih empiris. Kita perlu riset yang menyentuh langsung problem umat dan lingkungan,” tegasnya.
Prof. Suyitno juga memperkenalkan gagasan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai upaya membentuk karakter peserta didik yang berakhlak mulia dan berdaya saing.
Daftar Tujuh Guru Besar yang Dikukuhkan:
Prof. Dr. Abdul Hadi, M.Ag. – Studi Islam (Program Pascasarjana)
Prof. Dr. Hamidah, M.Ag. – Sosiologi Dakwah
Prof. Dr. Muhammad Uyun, S.Psi., M.Si. – Integritas Akademik
Prof. Dr. Indah Wigati, M.Pd.I. – Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam
Prof. Dr. Halimatussa’diyah, M.Ag. – Tafsir Al-Qur’an di Indonesia
Prof. Dr. Arne Huzaimah, S.Ag., M.Hum. – Hukum Keluarga Islam
Prof. Dr. Annisa Astrid, M.Pd. – Teaching English as a Foreign Language (TEFL)
Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain K.H. Rosyidin Hasan (Perwakilan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan), Kiki Subagio (Sekretaris Komisi V DPRD Sumsel), Prof. Sumper (Rektor STAIN Mandailing Natal), Prof. Evi Muafiah (Rektor UIN Ponorogo), serta para akademisi seperti Prof. Zulfahmi, Prof. Winengan, Prof. Chairul Rahman, Prof. Kusaeri, dan Prof. Abdul Mujib.
Hadir pula Edison Sinaga (Ketua IKAL PPRA 67), Kolonel Marinir Kusyuwono, Laksma TNI Gatot Sugiarto, Kolonel TNI Paiman, dan Dr. Karep (Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten OKU Selatan).(01)