Undang Putri Hijabfluencer Indonesia, SMK Wikrama Garut-IDS Gelar “Succes Story Muslimpreneur”

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wikrama Garut, Jawa Barat didukung oleh IDS Rumah Pendidikan Indonesia, menggelar seminar "Succes Story Muslimpreneur": "Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur di Era Digital" menghadirkan narasumber utama pendiri Putri Hijabfluencer Indonesia, Lidya Agustin, yang diikuti siswi SMP/MTs sederajat dan siswi SMA/SMK/MA sederajat di Garut, Jumat (8/3/2024) bertepatan dengan "International Women's Day". FOTO: SMK Wikrama Garut

GARUT-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wikrama Garut, Jawa Barat didukung oleh IDS Rumah Pendidikan Indonesia, menggelar seminar bertajuk “Succes Story Muslimpreneur” dengan menghadirkan narasumber utama pendiri Putri Hijabfluencer Indonesia, Lidya Agustin.

Menurut keterangan pengurus IDR Rumah Pendidikan Indonesia, Sutera Pramitaratri, STP yang diterima di Garut, Sabtu (9/3/2024), disebutkan seminar dengan tema “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur di Era Digital” yang diikuti siswi SMP/MTs sederajat dan siswi SMA/SMK/MA sederajat itu dilaksanakan pada Jumat (8/3) bertepatan dengan “International Women’s Day”.

Kemenkumham Bali

Dalam sesi diskusi pada seminar itu, Lidya Agustin — yang akrab dipanggil Didie — itu menceritakan kisah perjalanan hidupnya, yang ditinggalkan ayahnya wafat saat kelas 2 SD dan hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Ia menyukai bidang permodelan dan “fashion” semenjak SMP, lalu mendirikan Putri Hijabfluencer regional Lampung ketika lulus SMA Didirikan karena pada saat itu, model berhijab kurang diminati.

Selanjutnya, Putri Hijabfluencer didirikan sebagai bentuk keistiqomahan menjaga hijab meskipun dalam dunia permodelan.

Paman yang membesarkan Didie adalah seorang tentara sehingga Didie terinspirasi mendaftar ke sekolah tentara namun tidak lolos karena tidak sesuai dengan kualifikasi tinggi badan sehingga melanjutkan kuliah.

Didie pernah menjuarai suatu perlombaan dan mendapatkan hadiah “handphone”, yang kemudian ia jual untuk dijadikan modal usaha dekorasi.

BACA JUGA  Kemenkumham Jadwalkan Acara Pelantikan Pimti Madya

Setelah usaha dekorasi berjalan, ia memperluas jaringan Putri Hijabfluencer Lampung menjadi Putri Hijabfluencer Indonesia, yang saat ini telah meliputi 22 provinsi di Indonesia.

Pada kesempatan itu, ia juga memaparkan materi bertema “Mengoptimalkan Bisnis di Dalam Sosial Media dan E-commerce”.

Menurut dia memulai berbisnis adalah petualangan awal di mana seseorang menghadapi sebuah rintangan. Dalam hal ini, tentu bukan hanya untuk orang yang punya modal material saja, namun juga modal mental yang kuat sehingga sudah siap untuk menghadapi untung dan rugi.

Lalu, ia ingin berbagi ilmu dalam mengedukasikan para generasi muda di Indonesia — khususnya Gen Z dan Gen Alpha — untuk memahami persiapan berbisnis dengan matang, untuk menjadi seorang bisnis owner.

Prinsip Islam

Ia mendasarkan pijakan utama dalam bisnis dasar berdasarkan ajaran Islam, karena usaha sesuai dasar Islam ini sangat baik dijalankan karena dari prinsipnya bisnis yang dijalankan dengan konsep halal, mengharapkan ridho Allah SWT untuk perusahaan berkembang dan maju sehingga diberikan keberkahan.

Nabi Muhammad SAW, kata dia, adalah pedagang sukses sejak muda, tentu Rasulullah menjalankan bisnis dengan menerapkan 4 sifat yaitu: jujur, amanah (bertanggung jawab), tabligh (komunikasi yang efektif) dan fathanah (profesional, kreatif dan inovatif).

BACA JUGA  Polisi: Akibat Melawan Arah, Tujuh Pemotor Tertabrak Truk

Kemudian, ia juga berbicara menggali potensi diri, seperti mengenali kekurangan dan kelebihan diri sendiri, mengetahui apa yang disukai, mencoba hal-hal baru, berfikir positif dan jangan “insecure”, dan terus belajar meng-“upgrade” diri.

Pada bahasan tentang “branding brand”, ia memaparkan perlunya memromosikan produk/jasa dari brand sehingga meningkatkan kepercayaan dan pengenalan brand terhadap masyarakat.

Kemudian, “branding owner”, yakni menambah daya tarik value brand. Jika owner terbranding baik dari history bisnis atau owner sebagai orang yang dikenal.

Sedangkan pada “branding collaboration”, perlu proyek kolaborasi business to business (B2B) atau kampanye dengan artis atau tokoh yang terkenal.

Terkait dengan pemasaran, ia membahasnya dalam dua bagian, yakni tradisional dan digital.

Pada tradisional, cirinya adalah dilakukan secara “door to door”, “offline store”, flyer/brosur serta billboard/baliho.

Sedangkan pada digital, dilakukan secara “online store” menggunakan sosial media, platform E-Commerce, promosi dengan key opinion leader (KOL) dan promosi dengan media digital.

Pada bagian akhir, simpulan yang disampaikan Lidya Agustin adalah mengingatkan calon-calon wirausaha, yakni bisnis akan berjalan jika mau belajar, bertindak, berdoa (keberuntungan).

“Tidak perlu mengeluh dengan kondisi. Seseorang tidak bisa memilih oleh siapa dilahirkan, tapi bisa memilih untuk jadi siapa kita dilahirkan,” katanya.

BACA JUGA  15 RTH di Jakarta Selatan Kembali Dibuka

Sementara itu, Kepala SMK Wikrama 1 Garut, Kunedi menyatakan bahwa selain menyiapkan peserta didik menjadi lulusan yang siap bekerja, SMK Wikrama 1 Garut juga fokus menumbuhkan jiwa wirausaha peserta didik melalui proyek-proyek kewirausahaan dan seminar-seminar wirausaha.

“Kisah yang dibagikan oleh pengusaha muslimah sukses ini bisa menjadi inspirasi untuk memulai berwirausaha sejak remaja,” katanya.

Sedangkan salah satu siswi SMP Negeri 1 Leles, Kabupaten Garut mengaku kegiatan itu sangat menginspirasinya.

“Kami juga senang melihat kakak-kakak SMK Wikrama 1 Garut yang sikap dan karakternya baik-baik,” katanya.

Lalu,  Lidya Agustin, narasumber sekaligus pendiri Putri Hijabfluencer Indonesia mengaku senang sekali bisa bertemu dengan siswi SMK Wikrama 1 Garut.

“Mereka mudah menyerap materi yang saya berikan. Lebih takjubnya lagi, ternyata banyak dari mereka yang sudah memulai berwirausaha di usia mudanya dan telah mendapatkan profit,” katanya. (PR/02)