Ustaz Yahya Waloni Wafat di Hari Kurban, Akhir Perjalanan Mualaf

Ustaz Yahya Waloni
Ustaz Yahya Waloni (Foto:Ist)

“Sosoknya tetap dikenang sebagai mualaf yang gigih menyebarkan dakwah dan cahaya Islam hingga akhir hayat.”

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ustaz Muhammad Yahya Waloni, pendakwah dan mualaf yang dikenal luas di Indonesia, meninggal dunia secara mendadak saat menyampaikan khotbah Salat Jumat di Masjid Darul Falah, Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/6).

Peristiwa ini terjadi bertepatan dengan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, hari suci yang sarat makna pengorbanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Berdasarkan informasi yang dihimpun sudutpandang.id, Yahya Waloni mengawali perjalanan spiritualnya sebagai seorang pemeluk Kristen dengan latar belakang pendidikan teologi yang mendalam. Namun, pencarian jati diri dan kebenaran membawanya memeluk Islam pada 11 Oktober 2006.

BACA JUGA  Rudenim Jakarta Berbenah Menjadi Kawasan Ramah Disabilitas

Sejak itu, ia aktif berdakwah, membagikan kisah hijrahnya dan mengajak banyak orang mengenal Islam lebih dekat. Meski dakwahnya kerap memicu perdebatan, terutama terkait kritik terhadap agama lamanya, keteguhan dan niat tulusnya dalam menyebarkan cahaya Islam tidak pernah surut.

Dakwah Terakhir Ustaz Yahya Waloni 

Pada hari Jumat yang penuh berkah, setelah mengikuti prosesi penyembelihan hewan kurban, Ustaz Yahya tampil sebagai khatib dan mengingatkan jemaah tentang keteladanan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah Allah dengan penuh keikhlasan.

Dalam video yang beredar di media sosial, saat hendak melanjutkan khotbah, ia tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari mimbar. Meski segera dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.

BACA JUGA  Resmi Mualaf, Richard Lee Didoakan Istiqomah Oleh Netizen

Bagi yang mengenalnya, kepergian Ustaz Yahya Waloni di momentum Hari Kurban ini menjadi pengingat bagi seluruh umat Islam akan nilai pengorbanan, kesungguhan dalam beriman, dan perjalanan hijrah yang penuh tantangan namun bermakna.

“Sosoknya tetap dikenang sebagai mualaf yang gigih menyebarkan dakwah dan cahaya Islam hingga akhir hayat,” kata Syamsudin Wirabrata, warga Bambu Apus, Jakarta Timur, yang mengaku sering menonton ceramah Yahya Waloni melalui media sosial.

“Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah beliau, mengampuni kekhilafan, serta memberikan ketabahan bagi keluarga dan para pengikutnya. Perjalanan hidup Ustaz Yahya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus mencari kebenaran dan berjuang di jalan Allah dengan penuh keikhlasan,” tulisan netizen di media sosial,” lanjutnya mendokan.(01)