BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi yang diselenggarakan secara kolaboratis Komunitas Wartaawan Jabodetabek, pondok pesantren (ponpes) dan mitra lainnya pada Sabtu (15/3/2025) mengusung tema lingkungan hidup dan pangan berkelanjuan.
Dalam keterangan yang dikutip di Bogor, Ahad (16/3), Ketua Panitia Pelaksana Sanlat Ramadhan, Dr Lalu Solihin menjelaskan kegiatan tahunan itu diselenggarakan di Gedung PT Telkom Bogor dengan tema “Menuju Kesalehan Sosial: Aksi Anak Muda Mengurangi Dampak Perubahan Iklim dan Mendukung Pembangunan Ketahanan Pangan Berkelanjutan”.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Wartawan Jabodetabek, Ponpes Ar-Ruhama, Yayasan At-Tawassuth, dan Serikat Pekerja Perum LKBN ANTARA ini sudah berlangsung ke-14 kali, dan diikuti oleh mahasiswa sejumlah perguruan tinggi, santri, pelajar SLTA dari beberapa daerah di Indonesia.
Pesantren Kilat Ramadhan 2025 ini mendapatkan dukungan BUMN seperti MIND ID, PT Telkom Indonesia, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua-Bogor, Aviary Park Indonesia, Indofood, Tatajabar, Lezza (Unirama Group), Dr Chicken, Alfamart, Semen Tiga Roda, AQUA, Cibinong Center Industrial Estate (CCIE), MSC Indonesia, Kopi Tugoh.
Sanlat Ramadhan kali ini, kata dia, membahas tentang lingkungan dan pangan karena kedua topik ini sangat berkaitan dan menjadi masalah global saat ini.
“Salah satu dampak cuaca ekstrem yang kita alami ialah pada kegagalan panen yang rusak karena banjir, longsor dan curah hujan tinggi. Jadi lingkungan dan pangan saling bersinggungan” katanya.
Menurut dia kalau semua pihak masih tidak menjaga lingkungan akan terus terjadi kegagalan panen yang akan membuat kelangkaan pangan di Indonesia.
“Pangan sangatlah penting dan vital, untuk kehidupan sehari-sehari kita sebagai manusia,” katanya.
“Pangan adalah masalah yang serius bagi kita di Indonesia serta global, bahkan Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospect tahun 2025 menyatakan masalah besar negara negara dunia yaitu cuaca ekstrem yang berdampak pada kesediaan pangan” tambahnya.
Melalui pesantren kilat ini, dilakukan upaya penyadaran dan gerakan memulai dari yang kecil menanam bibit tanaman yang akan dibagikan panitia kepada peserta, kata Lalu Solihin. (Ant/02)