Hemmen

Wacana Anies-Ahok di Pilkada DKI, Darmadi Durianto: Pasnya Duel Bukan Duet

Wacana Anies-Ahok di Pilkada DKI, Darmadi Durianto: Pasnya Duel Bukan Duet
Politikus PDI Perjuangan Darmadi Durianto menilai duet Anies-Ahok dalam Pilkada DKI sulit terealisasi. (Foto:SP)

“Pasnya duel (bertanding saling mengalahkan satu sama lain) bukan duet.”

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Wacana PDI Perjuangan (PDIP) akan mengusung Anies Baswedan sebagai cagub DKI Jakarta dan menduetkannya dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sulit terealisasi. Anies-Ahok lebih pasnya duel bukan duet dalam Pilkada DKI.

Kemenkumham Bali

Pandangan tersebut disampaikan Politikus PDIP Darmadi Durianto menanggapi wacana duet Anies-Ahok dalam gelaran Pilgub DKI Jakarta.

“Pasnya duel (bertanding saling mengalahkan satu sama lain) bukan duet. Selain soal aturan KPU (duetkan Anies dengan Ahok) tidak membolehkannya. Yang jelas peluang Anies direkomendasikan PDIP sebagai cagub DKI Jakarta juga sangat tipis,” ujar Darmadi Surianto kepada wartawan, Minggu(12/5/2024).

Menurut Darmadi, Anies-Ahok banyak terdapat perbedaan, antara lain faktor ideologis dan gaya kepemimpinan.

“Ahok lebih tegas dalam mengeksekusi sebuah kebijakan sedangkan Anies banyak ragunya. Contoh soal kebijakan transparansi anggaran di mana di era Ahok itu dibuat secara transparan, publik bisa akses dan mengetahui setiap kebijakan anggaran Pemprov, tapi pada masa kepemimpinan Anies hal itu justru ditiadakan,” ungkap anggota DPR-RI Dapil DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kep.Seribu) yang kembali terpilih pada Pileg 2024.

Darmadi menilai Ahok jauh lebih besar kansnya didukung PDIP untuk jadi cagub DKI Jakarta dibanding Anies.

“Selain sebagai kader partai, rekam jejak Ahok dibandingkan Anies ketika pimpin Jakarta jauh lebih baik dan selaras dengan cita-cita partai khususnya soal keberpihakannya kepada wong cilik,” katanya anggota Komisi VI DPR-RI itu.

Politik Identitas

Darmadi juga mengaku khawatir akan muncul politik identitas di masyarakat Jakarta seperti sebelumnya. Ia pun mengingatkan soal dampaknya yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan.

“Jangan sampai pilkada kali ini kembali memunculkan politik identitas yang membuat keterbelahan sangat tajam di tengah publik sebelumnya. Saya kira kita harus menyadari bahwa dampak politik identitas begitu berbahaya,” katanya.

Ia kembali menegaskan bahwa akar ideologi menjadi sangat penting untuk dilihat publik sebagai alasan keduanya tidak mungkin berpasangan.

“Ahok yang dilahirkan dari rahim ideologi kerakyatan dengan mengusung prinsip-prinsip pluralisme, egaliterianisme tidak mungkin mau berdampingan dengan seseorang yang rekam jejaknya justru didukung kelompok-kelompok anti kemajemukan (plural) dan intoleran. Bagi PDIP pluralisme adalah spirit yang mesti dijaga sebagai wujud komitmen terhadap kebhinekaan,” ujarnya.

Darmadi pun mencatat soal rekam jejak Anies dengan ideologi partainya yang dinilai tidak selaras sejauh ini.

“Ketum kami dalam beberapa kesempatan bahkan kerap melontarkan kritik terhadap kepemimpinan Anies Baswedan misal soal kebijakan penebangan pohon di Monas untuk rencana gelaran Formula E waktu itu. Bukan tanpa alasan ketum kami mengkritik saat itu karena bagi PDIP Monas selain masuk sebagai cagar budaya tempat itu juga memiliki sakralitas yang tinggi di mana spirit kegotongroyongan menopang berdirinya Monas yang kita kenal saat ini,” ungkapnya.

“Ibu Mega juga bahkan menilai di bawah kepemimpinan Anies kala itu, Jakarta justru amburadul karena tidak masuk sebagai kota intelektual (city of intelect) sebagaimana penilaian dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 2020 lalu,” sambung Darmadi.

Ia pun berharap agar Ahok bersedia kembali mencalonkan diri sebagai cagub DKI Jakarta 2024. Masyarakat Jakarta membutuhkan gaya kepemimpinan Ahok yang tak banyak basa basi dan tidak mengedepankan cara-cara berpolitik yang penuh kebencian (politik identitas).

“Rakyat Jakarta butuh kepemimpinan yang berani mendobrak kebiasaan lama bukan berkompromi dengannya (mengutamakan kepentingan oligarki). Saya kira Ahok adalah jawaban paling relevan atas berbagai problematika yang ada di Jakarta,” kataya.

Kendati demikian, Darmadi mengaku tak mau mendahului keputusan partainya terkait sosok siapa yang akan direkomendasi sebagai cagub DKI Jakarta nanti.

“Tapi semua kita serahkan kepada Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri yang punya hak prerogatif menentukan siapa yang pantas diusung sebagai cagub DKI Jakarta,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa partainya masih mencermati sejumlah nama yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

Pernyataan tersebut disampaikan Hasto menanggapi pertanyaan terkait peluang PDIP mengusung Anies-Ahok dalam Pilkada DKI.

“Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah yang mohon maaf belum kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,” ujar Hasto di Jakarta, Senin (6/5/2024) lalu.(01)

BACA JUGA  Debat Capres, Sekjen PDIP: Ganjar Membumi, Anies Terlalu Akademis, Prabowo Emosional