JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Sejumlah warga eks Kampung Bayam yang kini menghuni di tenda darurat sekitar Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara mempertimbangkan ihwal tawaran pindah ke rumah susun (rusun) sederhana sewa dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara. Senin (25/9/2023)
Hal tersebut pun sangat disayangkan berbagai pihak, salah satunya dari North Jakarta (NJ) Mania.
Ketua Umum NJ Mania, Parid mengatakan, sikap mereka bertahan dalam tenda di kawasan sekitar JIS bisa mengganggu pelaksanaan Piala Dunia U-17 yang akan berlangsung November 2023 ini.
“Kita pernah gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-21. Jangan sampai ini terulang di Piala Dunia U-17,” katanya.
Parid juga mengatakan, keputusan FIFA membatalkan perhelatan Piala Dunia U-21 juga terjadi saat mendekati waktu pelaksanaan. Dikhawatirkannya, peristiwa serupa bisa terulang lantaran FIFA menilai Indonesia tidak becus menyelenggarakan event terganjal isu salah satu venue bermasalah.
Karena itu, Parid berharap para penghuni eks Kampung Bayam, lebih bijak dan sementara waktu mau menyingkir dari kawasan JIS. Menurutnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara sudah bijak memberikan tawaran relokasi ke Rumah Susun (Rusun) Nagrak atau Muara Angke sebagai tempat hunian bagi mereka.
Apalagi, lanjut dia, saat proses pindah dan sekolah anak anggota keluarga mereka yang direlokasi akan difasilitasi. Pilihannya, Pemkot Jakarta Utara akan memindahkan sekolah dengan lokasi terdekat hunian atau menyiapkan angkutan bus sekolah dari Rusun relokasi bagi anak anggota keluarga penghuni eks Kampung Bayam.
Lebih lanjut, Parid menegaskan, pihaknya memahami perjuangan para penghuni eks Kampung Bayam untuk mendapat hunian di Rusun dalam kawasan JIS. Namun Ia berharap kepentingan warga jangan sampai merugikan bangsa dan negara menggagalkan perhelatan Piala Dunia U-17 di Indonesia.
Bila sampai menggagalkan tuan rumah Piala Dunia U-17 atau minimal menggagalkan JIS sebagai venue event, Parid mengingatkan sikap penghuni eks Kampung Bayam akan merugikan banyak orang. Tidak hanya membuang anggaran besar yang sudah dikeluarkan negara, sikapnya akan membuat malu Indonesia dan Jakarta Utara, khususnya.
“Silakan terus negosiasi. Tapi sementara kami imbau terima dulu direlokasi, toh tinggal di Rusun Nagrak atau Muara Angke juga masih gratis,” pungkasnya.(03/Pk)