HALMAHERA TIMUR, SUDUTPANDANG.ID – Kabar mengejutkan datang dari Halmahera Timut, Maluku Utara, di mana tanah adat kembali menjadi korban dari kerakusan industri, masyarakat adat di Halmahera Timur tengah menghadapi ancaman serius terhadap tanah leluhur mereka yang diduga dirusak akibat aktivitas tambang nikel oleh PT Position.
Hal itu terlihat dalam video yang beredar luas menjadi saksi bisu dari dampak operasi perusahaan tersebut. Sejak memulai aktivitasnya pada tahun 2024, keluhan demi keluhan terus mengalir dari masyarakat. Kerusakan lingkungan, pencemaran air, dan eksploitasi tanah adat menjadi daftar panjang penderitaan yang mereka alami.
Tim pemantau lingkungan menemukan fakta mengejutkan mengenai pembukaan lahan liar tanpa izin pada Februari 2025. Lahan yang seharusnya menjadi warisan turun-temurun kini hancur akibat pengerukan tambang nikel. Hilangnya kesuburan tanah menjadi pukulan telak bagi kehidupan masyarakat yang bergantung pada alam.
Ironisnya, upaya protes warga justru berujung pada tindakan represif. Laporan menyebutkan bahwa aparat bersenjata menghadang dan memaksa mundur warga yang berani menyuarakan aspirasi mereka. Kehilangan mata pencaharian dan warisan tanah subur menjadi mimpi buruk yang menghantui generasi mendatang.
Komika sekaligus konten kreator, Gianluigi Christoikov, juga turut menyuarakan keprihatinannya. Ia merasa geram melihat pembungkaman suara masyarakat Halmahera Timur yang hanya ingin mempertahankan lingkungan mereka.
“Mereka hanya bersuara demi tanah adat yang telah dicemari, mengapa mereka harus ditahan?” ungkap Gianluigi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/7/2025).
Melalui gerakan #PTPositionMerusakLingkungan, masyarakat berusaha mengungkap dampak buruk dari kelalaian PT Position. Mereka mendesak pemerintah untuk bertindak tegas dan menghentikan perusakan tanah adat di Halmahera Timur. Harapan mereka kini hanya satu: keadilan dan perlindungan bagi lingkungan hidup, sebelum semuanya terlambat.(04)