BOGOR-JABAR, SUDUTPANDANG.ID – Wakil Wali Kota (Wawali) Bogor, Jenal Mutaqin, SH menyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wikrama Kota Bogor sudah terlebih dahulu mewujudkan kebijakan terkait rutinitas anak didik diperbanyak di sekolah sebelum adanya pernyataan yang disampaikan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi.
“Sebelum Pak Dedi Mulyadi sebagai Gubernur (Jabar) mengeluarkan statement rutinitas anak diperbanyak di sekolah, SMK Wikrama sudah terlebih dahulu melakukan itu,” katanya saat memberikan sambutan pada kegiatan Penyerahan Laporan Hasil Belajar Angkatan ke-27 sekolah itu di kawasan Tajur, Kota Bogor, Kamis(19/6/2025).
Dalam acara itu, Jenal Mutaqin yang mewakili orang tua murid — karena putranya yakni Muhammad Rayhan Putra dari Program Keahlian eknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT) — lulus bersama Angkatan ke-27 juga menyatakan bahwa sebelum Gubernur Jabar mengajarkan beberapa hal yang penting untuk karakter-karakter anak, ternyata SMK Wikrama juga sudah melakukan lebih dahulu kebijakan-kebijakan yang memang bermanfaat di lingkungan sekolah yang kini ditetapkan pemerintah pusat sebagai SMK Pusat Keunggulan (PK) itu.
Sebagai orang tua, ia menyatakan berbangga diri mendapatkan pendidikan untuk anaknya.
“Bagi saya adalah sebuah harapan besar dan sebuah pertaruhan besar, ketika nanti kelak dewasa, mereka akan menjadi apa dan berperilaku seperti apa. Sudut pandang yang kami lihat sebagai orang tua bahwa SMK Wikrama tidak hanya sekadar memberikan pendidikan formal, tapi juga karakter,” katanya.
“Jati diri anak-anak mulai dilatih, mulai dibiasakan, dan itu sangat kami harapkan dan kami berterima kasih, mungkin orang tua yang lain juga merasakan hal yang sama,” tambahnya.
Ia memberi contoh ketika sebelumnya anaknya belajar di pesantren pada tingkat SMP, mendapatkan hukuman ketika nakal, di SMK Wikrama pun sama.
“Ada teguran-teguran yang itu disesuaikan dengan penerimaan siswa itu sendiri, tanpa perbedaan asumsi atau pandangan,” katanya.
Untuk itu, sebagai orang tua ia berterima kasih atas apa yang sudah diberikan para guru, yang memberikan pendidikan, ajaran, teguran, bahkan cuitan-cuitan kemarahan yang itu adalah sebuah “trigger” untuk anak didiknya.
–
“Sehingga anak-anak kami semua lebih baik lagi ke depannya,” katanya.
Jenal Mutaqin menyatakan SMK Wikrama adalah salah satu sekolah — yang dilihatnya melalui data di Dinas Pendidikan — telah berkolaborasi tidak hanya dengan pemerintah, tapi sudah ada beberapa kerja sama nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa perusahaan yang bisa dijadikan peluang bagi peserta didik yang lulus atau yang akan melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.
“Maka itu kita doakan mudah-mudahan yang hari ini lulus, Angkatan 27 entah nanti mau melanjutkan kuliah atau mau langsung bekerja mudah-mudahan Allah SWT memberikan kelancaran jalan kemudahan,” katanya.
Sebagai orang tua putranya yang baru lulus dan peserta didik lainnya yang anak-anaknya mendapat pendidikan terbaik dari SMK Wikrama, kata dia, sebagai timbal baliknya semoga dirinya dalam kapasitas sebagai Wawali Bogor pun bisa memberikan yang terbaik untuk SMK Wikrama dan semua masyarakat Kota Bogor.
Ia menambahah Pemkot Bogor juga melakukan kerja sama dengan lembaga pelatihan kerja (LPK) dan baru saja ada kegitaan “job fair”.
“Job fair” itu, kata dia, bisa dijadikan kesempatan bagi yang ingin yang mengembangkan bakat, termasuk bekerja di luar negeri.
Contohnya, sudah ada sebanyak 200 orang kuotanya untuk diberangkatkan ke Jepang, Kuwait dan beberapa negara Asia lainnya.
“Ini tantangan sekaligus kesempatan, kami diskusi dengan LPK-LPK yang ada dan Disnaker,” katanya.
Menurut dia anak-anak tidak mungkin bisa bekerja tanpa persetujuan orang tua dan mental yang kuat, sehingga bekerja di luar negeri bukan sebuah tabu dan negatif, tetapi itu menjadi alternatif bagi jiwa-jiwa anak muda yang ingin mengembangkan bakat lebih jauh.
Ia menambahkan pada September nanti juga akan dilaksanakan lagi “job fair” sehingga lulusan SMK Wirama bisa ikut tes kemampuan dan ikut seleksi ke Jepang atau dalam negeri.
“Dalam job fair kita undang resmi alumni-alumni SMK Wikrama untuk ikut kegiatan job fair itu,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Wawali juga menyampaikan salam dari Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim yang menyampaikan selamat untuk yang lulus.
“Ini langkah awal anda memasuki kehidupan nyata, tetapi sebelumnya adalah penyiapan fondasi di mana anak-anak dilatih untuk menghadapi kehidupan sesungguhnya. Maka saya doakan untuk semua yang lulus menjadi anak yang shalih-shalihah, membanggakan orang tua, yang bisa mengharumkan nama Kota Bogor dan bangsa Indonesia,” kata Jenal Mutaqin.
Wakil Wali Kota (Wawali) Bogor, Jawa Barat, Jenal Mutaqin, SH (tujuh dari kiri) berfoto bersama dengan para guru di SMK Wikrama Kota Bogor, usai kegiatan Penyerahan Laporan Hasil Belajar Angkatan ke-27 sekolah itu di kawasan Tajur, Kota Bogor, Kamis(19/6/2025). FOTO: HO-SMK Wikrama Bogor
Akhlak Mulia
Sementara itu Pembina Yayasan Prawitama, yang mendirikan SMK Wikrama, Ir Hj Itasia Dina Sulvianti, M.Si, dan sekaligus Ketua Perguruan Wikrama Indonesia, juga menyampaikan selamat kepada peserta didik yang telah lulus.
“Selamat telah lulus setelah belajar tiga tahun yang tentu penuh dengan suka duka. Kalian kini siap dengan harapan menjadi bagian masyarakat sebenar-benarnya. Kami serahkan putra-putri bapak dan ibu kembali ke para orang tua,” katanya.
Merujuk pada laporan Kepala SMK Wikrama Bogor, Iin Mulyani, ia menyebutkan bahwa selama ini putra-putri yang lulus dari SMK Wikrama telah dididik dan dibiasakan untuk memiliki akhlak mulia.
“Bagi kami itu paling penting dalam berkehidupan sehingga nantinya bisa berhasil, dan itu faktornya terletak pada karakter mulia,” kata dosen Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) IPB University itu.
Untuk itu, setelah lulus, mereka dititipkan kembali ke para orang tua. “Mari kita bimbing dan didik terus putra-putri kita ini,” katanya.
Dalam kaitan itu, “Bu Ita” — panggilan karibnya — merujuk pada Quran Surah (QS) Ali Imran ayat 159, di mana Allah subhanahu wa ta’ ala dalam firman-Nya menyatakan bahwa pendidikan untuk anak ini harus dilakukan dengan cara lemah lembut dan tidak ada kekerasan.
“Karena disebutkan dalam firman Allah SWT itu kalau kita didik mereka dengan kekerasan, maka mereka akan meninggalkan kita,” katanya.
Untuk kesuksesan anak-anak, kata dia, maka satu hal utama yang harus dilakukan orang tua yakni memaafkan mereka.
“Mereka tumbuh dan ada di dunia ini tentu ada maksudnya, yakni media bagi kita mendulang pahala. Mereka (anak-anak) adalah insan yang dihadirkan Allah SWT agar kita bisa mendapatkan pahala yang luar biasa,” katanya.
Setelah tahap memaafkan, kata dia, diingatkan jangan lupa terus mendoakan mereka di setiap sujud saat shalat orang tua.
“Kenapa harus didoakan dan memaafkan, karena menurut Allah, ridho Allah sangat tergantung para orang tua,” katanya.
Ia berpesan kepada pihak sekolah untuk terus mendidik dengan penuh kesabaran.
“Kami berpesan ke sekolah, mari kita didik anak-anak dengan kesabaran, lemah-lembut, maafkan mereka, dan kami pun dalam setiap sujud juga mendoakan,” kata Itasia Dina Sulvianti.
Kegiatan tersebut juga dihadiri pengawas pembina SMK Wikrama Bogor, Has Tanti, S.Pd, M.Pd, Ketua Yayasan Prawitama Sutera Pramiraratri, S.PT, Direktur IDS Rumah Pendidikan Indonesia — konsultan SMK Wikrama — Mutia Prawitasari, SE, para guru dan orang tua yang putra-putrinya lulus di Angkatan ke-27. (Red/02)