Begini Respon Fuji Soal Pemerintah Larang Jualan di TikTok Shop

Pemerintah
Fuji (foto:instagram/@fuji_an)

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Baru-baru ini pemerintah mengumumkan larangan resmi terhadap praktik social commerce di Indonesia.

Larangan praktik social commerce tersebut dimuat dalam revisi Permendag nomor 50 tahub 2020 tentang ketentuan perizinan usaha/ periklanan, pembinaan dan pengawasan pelaku usaha dalam perdagangan melalui sistem elektronik.

Kemenkumham Bali

Keputusan ini datang setelah kontroversi mengenai artis dan selebgram yang berjualan di platform TikTok, yang dianggap merugikan pedagang lokal.

Menangapi hal itu Fuji merupakan salah satu artis yang kerap melakukan live shopping di Tiktok mengaku tak masalah adanya keputusan pemerintah tersebut.

“Ya nggak apa-apa sih,” ujar Fuji yang dikutip dari Youtube Trans 7, Rabu (27/9/2023).

Menurut Fuji, dirinya merasakan kesedihan apa yang dirasakan para pedagang offline. Pasalnya, orangtuanya juga pernah merasakan dampak sepinya berjualan offline di Tanah Abang saat pandemi Covid, terlebih adanya e-commerce

BACA JUGA  Surat ke-13 OC Kaligis untuk Jokowi Minta Erick Thohir Patuhi Putusan Pengadilan

“Soalnya aku merasakan apa yang papa aku rasakan. Kan papa aku kan jualan di Tanah Abang, dari waktu pandemi itu aku udah ngerasain ini sih, sepi toko, aku ngelihat secara langsung, sepi banget, apalagi pas ada e-commerce,” katanya

Kendati merasakan keuntungan dari penjualan secara online, Fuji juga mengaku mengerti apa yang dirasakan para pedagang offline.

“Tapi aku kan juga gambling ya, maksudnya kayak aku juga merasakan keuntungan secara online. Tapi aku juga mengerti orang-orang yang jualan secara langsung sedihnya ngerti,” ucapnya.

Karena itu ia mengaku berada di tengah-tengah menyikapi keputusan pemerintah tersebut. Namun kata Fuji jika keputusan tersebut untuk mensejahterakan para pedagang offline yang terkena dampaknya, ia mengaku tak masalah dan akan mengikuti aturan itu.

BACA JUGA  Usulkan Restorasi Hukum, OC Kaligis Kirim Surat Terbuka ke Jokowi

“Jadi aku ditengah-tengah aja sih. Kalau emang harus ditutup, karena harus mensejahterakan yang jualan secara langsung, ya nggak apa-apa. Karena aku juga merasakan. Kalau misal emang harus ditutup karena harus mensejahterakan yang jualan secara langsung ya nggak apa-apa, karena aku juga merasakan. Karena kan pemerintah pasti ngelihat dulu sistematisnya,” katanya. (04)