Defisit Beras Capai 2,8 Juta Ton, Begini Penjelasan Bapanas!

Pekerja di gudang Bulog Randugarut, Kota Semarang, Jateng, mengangkut beras impor asal Kamboja yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (2/11/2023). FOTO: dok.Ant

JAkARTA,SUDUTPANDANG.ID – Masalah stok beras langka dan mahal yang dihubungkan dengan pemilu, produksi dan konsumsi beras tidak seimbang, menyebabkan defisit 2,8 juta ton.

“Pemerintah telah mempersiapkan cadangan pangan untuk mengatasi masalah ini. Sufficient  itu maksudnya bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri, kalau masalah beras 1 Januari-Juni itu memang 70 persen,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dikutip dari PRO3 RRI, Selasa (20/2/2024).

Kemenkumham Bali

Arief menegaskan, pangan beras dalam negeri sebenarnya mencukupi, tetapi ada ketergantungan pada impor. Satu sisi, terdapat tantangan dalam meningkatkan produktivitas petani, termasuk harga pupuk dan infrastruktur pertanian.

“Kemudian infrastruktur pertanian ya mulai dari embung, waduk. Selanjutnya, saluran irigasi air dan lain lain menjadi challege kita,” ucap Arief.

BACA JUGA  Kejati DKI Selidiki Keterlibatan PT Kenken Indonesia di Kasus Mafia Pelabuhan

Arief menyebut bahwa pemerintah berusaha menyeimbangkan antara hulu dan hilir. Pemerintah menerapkan harga acuan berdasarkan harga pokok produksi.

“Semua itu untuk menjaga keseimbangan dan menghindari lonjakan harga yang merugikan konsumen. Lalu, menekankan pentingnya mengapresiasi petani untuk mendorong peningkatan produktivitas,” ujar Arief. (06)