Tingkatkan Produktivitas Tambak Udang, Genomic Shrimp Indonesia Gelar Seminar Edukasi

Udang
Seminar edukasi bertajuk "Monitoring Penyakit Udang untuk Meningkatkan Produktivitas Tambak Udang Vannamei" diselenggarakan pada Rabu (7/8/2024) di Cilegon, Provini Banten oleh Genomic Shrimp Indonesia (GSI). FOTO: HO-Humas GSI

CILEGON-BANTEN, SUDUTPANDANG.ID – Untuk meningkatkan produktivitas tambak udang Vannamei, Genomic Shrimp Indonesia (GSI) menggelar seminar edukasi bertajuk “Monitoring Penyakit Udang untuk Meningkatkan Produktivitas Tambak Udang Vannamei”.

“Industri budi daya udang Vannamei di Indonesia tengah mengalami pertumbuhan pesat. Namun, tantangan utama yang dihadapi para petambak adalah tingginya angka kematian udang akibat penyakit,” kata Sales Aquamarine GSI, Arie Prabawa dalam taklimat media yang diterima di Cilegon, Provinsi Banten, Jumat (9/8/2024).

Kemenkumham Bali

Ia menjelaskan pada seminar yang telah diselenggarakan pada Rabu (7/8) di Cilegon itu dihadirkan sejumlah narasumber yakni para pakar di bidang kesehatan ikan dan budi daya udang.

Acara edukatif ini diikuti para petambak udang, pengusaha pembenihan udang, dan perusahaan pakan udang.

Disebutkan bahwa untuk mengatasi masalah ini, deteksi dini penyakit menjadi sangat krusial.

Melalui seminar itu, kata dia, GSI ingin meningkatkan kesadaran para pelaku usaha tentang pentingnya deteksi dini penyakit udang dalam menjaga produktivitas tambak, memberi pengetahuan tentang teknologi pemeriksaan molekuler yang terbaru, dan membantu pengusaha tambak dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menjaga kesehatan udang.

BACA JUGA  Strategi Transformasi Bangsa Jurus Program Ekonomi Prabowo

Ia menjelaskan bahwa GSI merupakan laboratorium unggulan untuk kesehatan udang

Sebagai pelopor dalam bidang pemeriksaan kesehatan udang, GSI juga menawarkan berbagai layanan pemeriksaan molekuler yang akurat dan cepat.
Dengan teknologi mutakhir, katanya, GSI mampu mendeteksi berbagai jenis penyakit udang, seperti WSSV, EMS, dan AHPND.

“Hasil pemeriksaan yang akurat akan membantu para petambak mengambil tindakan pencegahan yang tepat sehingga kerugian dapat diminimalisasi dan keuntungan dapat ditingkatkan,” katanya.

Bagikan Pengetahuan

Seminar ini menghadirkan para pakar di bidang kesehatan ikan dan budi daya udang.

Beberapa topik menarik yang dibahas antara lain disampaikan Kepala Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan Serang, drh Toha Tusihadi.

Ia membagikan pengetahuan tentang pentingnya deteksi dini penyakit udang dan menjelaskan secara rinci mengenai dampak penyakit udang terhadap produktivitas tambak di Indonesia.

Kemudian, Rakrya Galih Nandhira dari GSI memaparkan soal teknologi pemeriksaan molekuler.

BACA JUGA  MAKI: Dewas KPK-Polda Mesti Usut Dugaan Gratifikasi Rumah Firli Bahuri

Selain itu juga mengenai layanan pemeriksaan molekuler yang ditawarkan oleh pihaknya, mulai dari proses pengambilan sampel hingga interpretasi hasil.

Lalu, Guru Besar Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Dr Ir Slamet Budi Prayitno, M.Sc menjelaskan tentang pendekatan ilmiah dalam mendiagnosis penyakit udang.

Ia juga berbagi pengetahuan mengenai metode diagnosis penyakit udang yang terbaru, termasuk PCR, dan rekomendasi monitoring penyakit dalam rangka meningkatkan produktivitas udang.

Sementara itu Joko Triono dari PT Thai Union Kharisma Lestari memaparkan strategi mengatasi AHPND.

Kemudian, membahas langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit AHPND, salah satu penyakit udang yang paling merusak.

Selanjutnya, pengalaman dalam monitoring penyakit udang disamaikan Syafan Hariz dari PT Multidaya Teknologi Nusantara, E-Fishery.

Dia juga berbagi pengalamannya dalam memantau kesehatan udang di lapangan.

Sedangkan pengalaman dalam menangani kolam udang yang positif terdeteksi WSSV disampaikan Ir Eri Soedewo, MS dari PT. Farmers Fish Indonesia.

BACA JUGA  PWI Pusat Gandeng Universitas Mercu Buana Perangi Hoax

Ia berbagi pengalaman dan solusi untuk mengatasi penyakit udang yang paling berbahaya yang disebabkan oleh virus WSSV di kolam yang positif terdeteksi positif melalui PCR GSI.

Seminar tersebut dipandu oleh Sekjen Forum Udang Indonesia, Ir Coco Kokarkin, MSc yang bertindak sebagai moderator.

Selain sebagai moderator, ia membawa informasi terkini mengenai industri udang dan membawa hasil pertemuan ini untuk menjadi rekomendasi dalam rangka memperkuat pemangku kepentingan produksi udang di Indonesia, kata Arie Prabawa. (PR/02)