Kunjungi Ladang Kaktus, PWI-JMSI Melawat ke Tiongkok Utara

kaktus
Aneka masakan sayuran dari daun kaktus yang disajikan di sebuah rumah makan di Datong, Daqing, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok Utara, Rabu (16/10/2024). FOTO: HO-PWI Pusat

DAQIN-TIONGKOK, SUDUTPANDANG.ID – Tanaman kaktus banyak ditemui di Indonesia. Di Tiongkok kaktus dibudidayakan, dan dikembangkan untuk obat, bahan kosmetik, teh, dan sayuran hijau.

Bahkan mengonsumsi kaktus diyakini bisa memperpanjang usia. Karena itu, orang-orang usia lanjut di Tiongkok belakangan ini banyak yang mengkonsumsi kaktus.

Kemenkumham Bali

Dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Jumat (18/10) dsebutkan penjelasan manfaat kaktus disampaikan oleh Direktur Utama Changqingshu, Wang Jiayan ketika menerima rangkaian lawatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) di ladang kaktus di Datong, Daqing, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok Utara, Rabu (16/10/2024).

“Terima kasih atas kunjungan organisasi pers dari Indonesia,” kata Direktur Utama Changqingshu, Wang Jiayan yang didampingi manajernya, Chenxia, ketika mengawali sambutannya.

“Budi daya kaktus di sini sudah menjadi bisnis besar untuk keperluan makanan tambahan guna mengendalikan kadar gula darah bagi penderita diabet dan kolestrol,” kata Wang Jiayan.

BACA JUGA  Sertijab Komite SMAN 86 Jakarta, Pengurus Baru Siap Kolaborasi dengan Sekolah 

Bukan hanya itu, kata dia, kaktus juga untuk lalapan yang diyakini dapat memperpanjang umur. Bahkan bisa juga untuk bahan kosmetik, jus, dan pengganti teh.

“Kaktus di Tiongkok dikenal sebagai makanan sayuran untuk panjang umur,” katanya.

“Apa bisa kaktus untuk memperkuat berhubungan badan suami-istri?,” tanya salah seorang delegasi dari PWI.

Wang Jiayan tersenyum sebelum menjawab. Awalnya tidak bersedia menjawab, tetapi setelah selesai pertemuan, dia secara pelan-pelan menuturkan, “Tentu saja bisa begitu. Kalau gula darah terkendali, urusan ranjang bisa harmonis”.

“Saya menggeluti bisnis ini sudah 24 tahun. Penjualannya sementara ini 90 persen di dalam negeri Tiongkok, selebihnya diekspor ke Australia,” tambahnya.

Ladang kaktus
Pengurus PWI Untung Kurniadi bersama Direktur Utama Changqingshu, Wang Jiayan yang didampingi manajernya, Chenxia, di Datong, Daqing, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok Utara, Rabu (16/10/2024). FOTO: HO-PWI Pusat

Perusahaan ini punya 16 “green house” yang setiap tahunnya menghasilkan sebanyak 300 ton daun kaktus sebagai bahan pangan, obat, kosmetik, dan teh.

BACA JUGA  Soal Haji 2022, Kemenag Masih Tunggu Undangan Pemerintah Saudi

Enaknya bisnis kaktus bibitnya hanya sekali tanam. Batangnya dibiarkan tidak dipotong setiap dilakukan pemotongan daun. Dan, setiap batang akan tumbuh daun lagi.

“Batang kaktus ini kami tanam 24 tahun lalu. Sekali tanam saja. Kalau dibiarkan tidak dipotong bisa mencapai 10 meter. Tapi karena dipotong terus tiap bulan, tingginya hanya segini. Sebatas atap rumah kaca,” kata Wang Jiayan yang mengambil ladang kaktus di Datong yang berhawa dingin.

PWI dalam lawatan ke ladang kaktus diwakili Mohammad Nasir (Bendahara Umum PWI Pusat), Untung Kurniadi Effendi (Ketua Bidang Aset), dan Zainal Helmie Masdar (Ketua PWI Kalimantan Selatan).
Sementara delegasi organisasi perusahaan pers Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dipimpin langsung oleh ketua umumnya, Teguh Santosa.

“Terima kasih. Dalam lawatan ini kami didampingi pengurus asosiasi wartawan Tiongkok, All China Journalists Association (ACJA) Wang Xin, wartawan China Media Grup, staf ACJA Li Zhuoqi, dan Ketua ACJA Daqin Li Hejing,” kata Nasir yang mewakili PWI Pusat.

BACA JUGA  Perkara Narkoba di PN Jaktim, Hakim Hukum Oknum Pejabat Kementerian PU

Menurut dia pihaknya mengapresiasi usaha kaktus ini antara lain karena mempraktikkan nilai kemanusiaan. Semua karyawannya direkrut dari kalangan lemah secara ekonomi dan fisik.

Para pekerjanya antara lain anak yatim-piatu dan mereka yang berkebutuhan khusus karena keterbatasan fisik. (PR/02)