LABUAN BAJO-NTT, SUDUTPANDANG.ID – Getaran banjir lahar hujan dari Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (13/3/2025) terekam Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-Laki.
Petugas Pos Pemantau Gunung Lewotobi Laki-Laki, Emanuel Rofinus Bere dalam laporannya yang diterima di Labuan Bajo, Kamis (13/3) menyampaikan kondisi tersebut.
“Getaran banjir atau lahar hujan terekam satu kali dengan amplitudo 47.3 mm, durasi 1.083 detik,” katanya.
Dalam Laporan Aktivitas Gunung Api Gunung Lewotobi Laki-laki periode pengamatan Kamis, pukul 06.00 WITA sampai pukul 12.00 WITA disebutkan bahwa dalam update visual Gunung Lewotobi Laki-Laki yang dilaporkan pada pukul 11.50 WITA terjadi hujan di puncak dan sekitarnya dan alat PPGA Gunung Lewotobi Laki-laki telah merekam adanya tremor banjir.
Masyarakat diimbau agar selalu waspada akan potensi terjadinya banjir lahar dari puncak, terutama pada sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Sementara itu, dalam laporan aktivitas gunung api cuaca di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki dilaporkan mendung dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah utara dan timur laut.
“Suhu udara 24,3 derajat Celcius hingga 27 derajat Celcius dan curah hujan 25 mm per enam jam terakhir,” kata Emanuel Rofinus Bere.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur agar mewaspadai potensi banjir lahar, karena daerah itu masih berpotensi hujan.
“Untuk wilayah Flotim pada hari ini dan beberapa hari ke depan berpotensi hujan,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang, Sti Nenotek yang dihubungi dari Labuan Bajo.
Ia mengatakan masyarakat juga diimbau agar tetap waspada dengan cara menjauhi bantaran sungai serta menghindari beraktivitas di sekitar lereng rawan longsor.
“Serta terus memonitor perkembangan informasi cuaca dari BMKG dan mematuhi arahan atau panduan dari pemerintah daerah,” demikian Sti Nenotek.(Ant/02)